Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
"TAPAK INSAN MADANI"
HATI DAN QOLBU
Manusia
merupakan makhluk yang suci dan istimewa, ia diciptakan disyurga dan lalu
diutus ke Bumi untuk mempejalari hukum alam manusia dan menyebarluaskan Tauhid
kepada makhluk-Nya yang ada di Bumi. Selain itu pula manusia diutus ke-Bumi untuk di
tunjuk sebagai khalifah. Mungkin menjadi pertanyaan kita bersama, mengapa bukan
makhluk dari kelompok hewan yang ditunjukkan sebagai khalifah dimuka Bumi ini?
Atau barang kali makhluk dari golongan yang lainnya?
Setiap
makhluk ciptaan-Nya memiliki kelebihan dan kekurangan yang memang telah diatur
sedemikian rupa berdasarkan kemampuan dan kepantasan dari makhluk itu sendiri.
Seperti halnya manusia yang dibekali nafsu, akal, dan qolbu oleh-Nya. Nafsu
sebagai makhluk pendamping yang terus merasuki pikiran dan hati manusia untuk
menentang kehendak dan melalikan perinta-Nya. Akal diberikan kepada manusia
agar manusia-manusia berfikir cerdas dan berhati-hati dalam menjalankan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Serta qolbu diberikan kepada manusia
agar manusia dapat menerima segala bentuk pelajaran dan hikmah dari apa yang
telah terjadi dengan meyakini bahwasannya semua yang ada dan yang terjadi
dilangit dan di Bumi senantiasa berada dalam genggaman dan kuasa-Nya.dan kelak semua
yang ada didunia ini akan kembali kehadapan-Nya.
Disaat
seseorang diberikan pertanyaan “saudara, diamanakah letaknya hati?” lalu dnegan
mudahnya ia menjawab “hati terletak didalam tubuh dibagian dada”. ia diberikan pertanyaan berikutnya “lalu saudara,
dimanakah letaknya qolbu?” orang tersebut lagi-lagi hanya terdiam dan
terbata-bata ingin mejawab bahwa qolbu dan hati memiliki arti yang sama.
Kejadian seperti ini terulang lagi ketika sebelumnya ia diberikan pertanyaan
“dimanakah letak akal?”.
Sahabat
yang kami cintai, kali ini kami tidak membahas arti dari kedua pertanyaan
tersebut melainkan makna dari kedua hal tersbut. Memang benar adanya dan mutlak
bahwasannya hati terletak didalam tubuh dibagian dada yang memiliki bentuk
daging kecil dan kemerahan yang apabila ia dikeluarkan dari dalam tubuh maka
dapat kita rasakan dan kita lihat keberadaan bentuk serta wujudnya. Hati
diberikan tugas dan fungsi oleh-Nya yang bersifat vital bagi tubuh manusia
yaitu salah satu diantaranya adalah menyaring dan menawarkan semua jenis racun
yang masuk kedalam tubuh. Jika rusak hati manusia, maka dengan mudahnya
racun-racun akan menyerap keseluruh tubuh manusia lalu menyebabkan manusia itu
sakit dan tak berdaya sehingga dapat menyebabkan kematian jika penyakit yang
diderita tidak segera diobati.
Lalu
bagaimana dengan qolbu? Bukankah qolbu adalah hati secara arti? Iya benar.
Namun yang ingin kami sampaikan bahwasannya qolbu adalah sifat yang mendekatkan
diri kepada-Nya. melalui qolbu manusia dipandang suci oleh-Nya dan smeau
makhluk-Nya, namun dengan qolbu pula-lah manusia akan dipandang hina dan rusak
bahkan lebih hina dari semua kehinaan yang ada dimuka Bumi ini. Tidakkah
manusia pernah tersentuh hatinya ketika ia dikecewakan? Tidakkah manusia pernah
bersedih ketika ia harus kehilangan seseorang yang ia cintai? Tidakkah manusia
pernah merasakan iri dengki ketika iman dan taqwa tiada didalam dirinya?
Tidakkah manusia suka mencomooh dan menjelekkan saudaranya ketika ia merasa
memiliki kebenaran dan kesempurnaan dari yang lainnya? Sungguh itu adalah
perbuatan qolbu.
Mengapa
Dia tidak senantiasa memberikan kebaikan kepada setiap perbuatan manusia?
Mengapa harus ada baik dan buruk dari amal manusia? Bukankah isi dunia dan
langit akan mendapatkan kebaikan ketika semua manusia itu baik? Iya benar.
Namun kita hendaknya kembali berfikir dan merasakan apa yang telah diberikan
oleh-Nya memiliki sebuah rahasia yang tidak kita ketahui. Melalui takdir yang
telah ditetap kepada kita maka tidak sesekali dapat kita elakkan. Tetapi melalui
takdir dan ketetapan itu pula kita diberikan suatu kebaikan dari-Nya yaitu
suatu pilihan hidup baik dan buruk. Ini adalah bukti kasih saying dan
kemuliaan-Nya yang diberikan kepada kita. Masihkah satu waktu ini kita
mengingkari apa yang telah ia tetapkan? Lalu tidakkah kita berfikir jernih
melalui akal yang telah Dia berikan kepada kita, betapa dengan mudahnya Dia
akan membalikkan hati manusia.
Sahabat
yang kami cintai, sejenak kita menegmbalikan keberadaan hati dan qolbu kepada tempatnya.
Jasmani kita akan rusak dan mati apabila hati ayng kita miliki tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya. Namun ketahuilah rohani kita akan rusak dan
mati apabila qolbu tidak algi berfungi sebagaimana yang telah ditetapkan
sehingga kita akan menajdi terhina dan kehinaan dari pandangan smeua mahkluk
yang ada dimuka bumi ini. Lalu bagaimana pandangan-Nya dnegan rusaknya qolbu
kita? Apakah akan kembali lagi kebaikan-kebaikan bagi kita untuk memperbaiki
itu? Semua berada didalam kehendak-Nya.sesungguh kita makhluk yang lemah. Tiada
daya upaya manusia untuk merubah sesuatu hal, jika apa yang direncanakan serta
yang dilakukan tidak melalui izin dan kehendak-Nya.
Maka
dengan ini, qolbu akan kita dapatkan dan kita rasakan keberadaannya ketika kita
mampu betindak sesuai dengan ketentuan serta perintah-Nya.tidakhlah kita lari
dari kekuasaan-Nya melainkan karena rusaknya qolbu ini. Semoga kita termasuk
kedalam golongan orang-orang yang senantiasa menjaga amal baik dan mencegah
amal mungkar.
Sahabat yang kami cintai, pada dasarnya kita telah
ditetapkan sebagai seorang pemimpin di bumi-Nya ini. Sanggupkah kita menjadi
pemimpin jika tiada kedewasaan dan sikap kebijakan dari diri kita?. Sahabat,
pemimpin yang dimaksud ialah bukan semata-mata untuk membimbing suatu kelompok
yang telah kita kuasai. Namun pemimpin yang dimaksud disini ialah memimpin diri
sendiri. Jika kita berfikir dengan akal pendek, maka pertanyaannya ialah “Apa
yang mau dipimpin?”.
Ketahuilah sahabat, saat ini kita sedang melihat
karakter setiap tulisan, bentuk buku dan kertas menggunakan kedua mata kita.
Lalu kita membaca setiap kata dan kalimat dari tulisan ini dengan menggunakan
lisan setalh itu kita mencoba meresapai setiap makna yang terkandung dari tulisan
ini. Sadarkah kita bahwasannya saat itupula kita sedang memimpin mata, lisan,
dan hati kita? Tugas dan fungsi pemimpin adalah menunjukkan sesuatu yang benar
kepada dan arah yang tepat kepada anggotanya. tanpa tersadar, kurang dari satu
(1) menit setidaknya kita sudah memimpin tiga (3) unsur bagian dari tibuh kita.
Agar mata tidak salah memandang, agar lisan tidak salah berucap, dan agar hati
tidak salah merasakan mengikuti setiap makna yang terkandung didalam tulisan
ini. Sangat sederhana namun sering kali kita melalaikan ini.
Lalu siapakah pemimpin kita dalam diri ini? Ia
adalah hati. Hati adalah pemimpin bagi kita. Raja dari semua anggota tubuh ini.
Jika baik ia maka baik pula anggotanya namun jika buruk ia maka buruk pula
semua anggota tubuhnya.
Sering kali dalam kehidupan sehari-hari kita diminta
untuk bersikap adil dan bijak kepada semua makhluk yang ada. Dewasa menunjukkan
kasih sayang dan bijak menunjukkan kebaikan. Suatu ketika kita ditimpa musibah
ayng tidak kita inginkan sebagaimana hakekatnya sebuah musibah. Kita merasakan
sakitnya keberadaan musibah tersebut, kita merasakan kesal dengan terjadinya
musibah itu, bahkan hingga kita sanggup mencaci maki musibah yang terjadi.
Ingatlah sahabat, ketika hal itu terjadi, maka kita tidak berhasil untuk mendewasakan
diri.
Bertambahnya usia tidak menjamin seseorang itu
dewasa dalam berfkir dan bertindak. Banyaknya ilmu pengetahuan juga tidak dapat
menjadi jaminan kedewasaan tersebut akan terpelihara bahkan senantiaa menjadi
penghambat munculnya sikap kedewasaan. Mari sejenak kita luangkan satu (1)
waktu untuk melihat apakah kita sudah termasuk orang-orang dewasa dan bijak?
Jika ia, sejauh manakah kedewasan dan kebijakan yang kita miliki?
Sebagai manusia yang aktif, tentunya setiap detik,
menit, hari, minggu, dan bulan yang kita miliki pasti ada yang telah dilewati
dan dilakukan untuk sesuatu yang bermakna dalam hidup ini. Pernahkah kita
merasakan sakit hati lalu dengan cepat mengambil keputusan yang ktia anggap
mutlak? Pernahkah kita tertarik kepada sesuatu lalu mengambil keputusan untuk
mendaparkannya? Jawablah didalam hati. Ketahuilah sahabat sekalian yang sangat
kami cintai, dewasa berdampingan dengan egois. Mereka senantiasa berlomba untuk
mendapatkan posisinya masing-masing. Lalu siapakah yang menentukan
pemeneangnya? Ia adalah diri ktia sendiri. Dewasa akan menang dengan ilmu dan
adab berdasarkan ketentuan-Nya, sedangkan egois akan menang dengan sifat angkuh
dan sombong. Maka dengan ini, sedikit dapat kita berfikir dan mengingat dengan
hikmat apakah selama ini kita telah dewasa atau belum. Lalu, siapakah ayng
selama ini menguasai kita? Mari dijawab didalam hati ktia msing-masing. Semoga
kita tergolong kedalam orang-orang yang senantiasa bersyukur dan terhindar dari
keangkuhan serta sifat sombong.
Keterangan :
Bagian ke-5 Merupakan bagian penutup/akhir dan penjabaran "Tapak Insan Madani" terkait makna waktu dari :
“61 Detik’, 25 Jam’,
8 Hari’, 5 Minggu’, 13 Bulan”. Insya Allah. Amiiin.
Wallahu a'lam
Billahitaufiq Wal Hidayah
Billahitaufiq Wal Hidayah
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Lihat juga cerita bualan kami di "Pelangi Di Kampus Ku"
https://ediputrablogspot.blogspot.com/2019/08/bgaian-ke-1-pelangi-di-kampus-ku.html