Tapak Insan Madani bagian ke-4



Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 
"TAPAK INSAN MADANI"
HATI DAN QOLBU
Manusia merupakan makhluk yang suci dan istimewa, ia diciptakan disyurga dan lalu diutus ke Bumi untuk mempejalari hukum alam manusia dan menyebarluaskan Tauhid kepada makhluk-Nya yang ada di Bumi. Selain itu pula manusia diutus ke-Bumi untuk di tunjuk sebagai khalifah. Mungkin menjadi pertanyaan kita bersama, mengapa bukan makhluk dari kelompok hewan yang ditunjukkan sebagai khalifah dimuka Bumi ini? Atau barang kali makhluk dari golongan yang lainnya?

Setiap makhluk ciptaan-Nya memiliki kelebihan dan kekurangan yang memang telah diatur sedemikian rupa berdasarkan kemampuan dan kepantasan dari makhluk itu sendiri. Seperti halnya manusia yang dibekali nafsu, akal, dan qolbu oleh-Nya. Nafsu sebagai makhluk pendamping yang terus merasuki pikiran dan hati manusia untuk menentang kehendak dan melalikan perinta-Nya. Akal diberikan kepada manusia agar manusia-manusia berfikir cerdas dan berhati-hati dalam menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Serta qolbu diberikan kepada manusia agar manusia dapat menerima segala bentuk pelajaran dan hikmah dari apa yang telah terjadi dengan meyakini bahwasannya semua yang ada dan yang terjadi dilangit dan di Bumi senantiasa berada dalam genggaman dan kuasa-Nya.dan kelak semua yang ada didunia ini akan kembali kehadapan-Nya.

Disaat seseorang diberikan pertanyaan “saudara, diamanakah letaknya hati?” lalu dnegan mudahnya ia menjawab “hati terletak didalam tubuh dibagian dada”.  ia diberikan pertanyaan berikutnya “lalu saudara, dimanakah letaknya qolbu?” orang tersebut lagi-lagi hanya terdiam dan terbata-bata ingin mejawab bahwa qolbu dan hati memiliki arti yang sama. Kejadian seperti ini terulang lagi ketika sebelumnya ia diberikan pertanyaan “dimanakah letak akal?”.

Sahabat yang kami cintai, kali ini kami tidak membahas arti dari kedua pertanyaan tersebut melainkan makna dari kedua hal tersbut. Memang benar adanya dan mutlak bahwasannya hati terletak didalam tubuh dibagian dada yang memiliki bentuk daging kecil dan kemerahan yang apabila ia dikeluarkan dari dalam tubuh maka dapat kita rasakan dan kita lihat keberadaan bentuk serta wujudnya. Hati diberikan tugas dan fungsi oleh-Nya yang bersifat vital bagi tubuh manusia yaitu salah satu diantaranya adalah menyaring dan menawarkan semua jenis racun yang masuk kedalam tubuh. Jika rusak hati manusia, maka dengan mudahnya racun-racun akan menyerap keseluruh tubuh manusia lalu menyebabkan manusia itu sakit dan tak berdaya sehingga dapat menyebabkan kematian jika penyakit yang diderita tidak segera diobati.

Lalu bagaimana dengan qolbu? Bukankah qolbu adalah hati secara arti? Iya benar. Namun yang ingin kami sampaikan bahwasannya qolbu adalah sifat yang mendekatkan diri kepada-Nya. melalui qolbu manusia dipandang suci oleh-Nya dan smeau makhluk-Nya, namun dengan qolbu pula-lah manusia akan dipandang hina dan rusak bahkan lebih hina dari semua kehinaan yang ada dimuka Bumi ini. Tidakkah manusia pernah tersentuh hatinya ketika ia dikecewakan? Tidakkah manusia pernah bersedih ketika ia harus kehilangan seseorang yang ia cintai? Tidakkah manusia pernah merasakan iri dengki ketika iman dan taqwa tiada didalam dirinya? Tidakkah manusia suka mencomooh dan menjelekkan saudaranya ketika ia merasa memiliki kebenaran dan kesempurnaan dari yang lainnya? Sungguh itu adalah perbuatan qolbu.

Mengapa Dia tidak senantiasa memberikan kebaikan kepada setiap perbuatan manusia? Mengapa harus ada baik dan buruk dari amal manusia? Bukankah isi dunia dan langit akan mendapatkan kebaikan ketika semua manusia itu baik? Iya benar. Namun kita hendaknya kembali berfikir dan merasakan apa yang telah diberikan oleh-Nya memiliki sebuah rahasia yang tidak kita ketahui. Melalui takdir yang telah ditetap kepada kita maka tidak sesekali dapat kita elakkan. Tetapi melalui takdir dan ketetapan itu pula kita diberikan suatu kebaikan dari-Nya yaitu suatu pilihan hidup baik dan buruk. Ini adalah bukti kasih saying dan kemuliaan-Nya yang diberikan kepada kita. Masihkah satu waktu ini kita mengingkari apa yang telah ia tetapkan? Lalu tidakkah kita berfikir jernih melalui akal yang telah Dia berikan kepada kita, betapa dengan mudahnya Dia akan membalikkan hati manusia.

Sahabat yang kami cintai, sejenak kita menegmbalikan keberadaan hati dan qolbu kepada tempatnya. Jasmani kita akan rusak dan mati apabila hati ayng kita miliki tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Namun ketahuilah rohani kita akan rusak dan mati apabila qolbu tidak algi berfungi sebagaimana yang telah ditetapkan sehingga kita akan menajdi terhina dan kehinaan dari pandangan smeua mahkluk yang ada dimuka bumi ini. Lalu bagaimana pandangan-Nya dnegan rusaknya qolbu kita? Apakah akan kembali lagi kebaikan-kebaikan bagi kita untuk memperbaiki itu? Semua berada didalam kehendak-Nya.sesungguh kita makhluk yang lemah. Tiada daya upaya manusia untuk merubah sesuatu hal, jika apa yang direncanakan serta yang dilakukan tidak melalui izin dan kehendak-Nya.

Maka dengan ini, qolbu akan kita dapatkan dan kita rasakan keberadaannya ketika kita mampu betindak sesuai dengan ketentuan serta perintah-Nya.tidakhlah kita lari dari kekuasaan-Nya melainkan karena rusaknya qolbu ini. Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang senantiasa menjaga amal baik dan mencegah amal mungkar.



Sahabat yang kami cintai, pada dasarnya kita telah ditetapkan sebagai seorang pemimpin di bumi-Nya ini. Sanggupkah kita menjadi pemimpin jika tiada kedewasaan dan sikap kebijakan dari diri kita?. Sahabat, pemimpin yang dimaksud ialah bukan semata-mata untuk membimbing suatu kelompok yang telah kita kuasai. Namun pemimpin yang dimaksud disini ialah memimpin diri sendiri. Jika kita berfikir dengan akal pendek, maka pertanyaannya ialah “Apa yang mau dipimpin?”.

Ketahuilah sahabat, saat ini kita sedang melihat karakter setiap tulisan, bentuk buku dan kertas menggunakan kedua mata kita. Lalu kita membaca setiap kata dan kalimat dari tulisan ini dengan menggunakan lisan setalh itu kita mencoba meresapai setiap makna yang terkandung dari tulisan ini. Sadarkah kita bahwasannya saat itupula kita sedang memimpin mata, lisan, dan hati kita? Tugas dan fungsi pemimpin adalah menunjukkan sesuatu yang benar kepada dan arah yang tepat kepada anggotanya. tanpa tersadar, kurang dari satu (1) menit setidaknya kita sudah memimpin tiga (3) unsur bagian dari tibuh kita. Agar mata tidak salah memandang, agar lisan tidak salah berucap, dan agar hati tidak salah merasakan mengikuti setiap makna yang terkandung didalam tulisan ini. Sangat sederhana namun sering kali kita melalaikan ini.

Lalu siapakah pemimpin kita dalam diri ini? Ia adalah hati. Hati adalah pemimpin bagi kita. Raja dari semua anggota tubuh ini. Jika baik ia maka baik pula anggotanya namun jika buruk ia maka buruk pula semua anggota tubuhnya.

Sering kali dalam kehidupan sehari-hari kita diminta untuk bersikap adil dan bijak kepada semua makhluk yang ada. Dewasa menunjukkan kasih sayang dan bijak menunjukkan kebaikan. Suatu ketika kita ditimpa musibah ayng tidak kita inginkan sebagaimana hakekatnya sebuah musibah. Kita merasakan sakitnya keberadaan musibah tersebut, kita merasakan kesal dengan terjadinya musibah itu, bahkan hingga kita sanggup mencaci maki musibah yang terjadi. Ingatlah sahabat, ketika hal itu terjadi, maka kita tidak berhasil untuk mendewasakan diri.

Bertambahnya usia tidak menjamin seseorang itu dewasa dalam berfkir dan bertindak. Banyaknya ilmu pengetahuan juga tidak dapat menjadi jaminan kedewasaan tersebut akan terpelihara bahkan senantiaa menjadi penghambat munculnya sikap kedewasaan. Mari sejenak kita luangkan satu (1) waktu untuk melihat apakah kita sudah termasuk orang-orang dewasa dan bijak? Jika ia, sejauh manakah kedewasan dan kebijakan yang kita miliki?

Sebagai manusia yang aktif, tentunya setiap detik, menit, hari, minggu, dan bulan yang kita miliki pasti ada yang telah dilewati dan dilakukan untuk sesuatu yang bermakna dalam hidup ini. Pernahkah kita merasakan sakit hati lalu dengan cepat mengambil keputusan yang ktia anggap mutlak? Pernahkah kita tertarik kepada sesuatu lalu mengambil keputusan untuk mendaparkannya? Jawablah didalam hati. Ketahuilah sahabat sekalian yang sangat kami cintai, dewasa berdampingan dengan egois. Mereka senantiasa berlomba untuk mendapatkan posisinya masing-masing. Lalu siapakah yang menentukan pemeneangnya? Ia adalah diri ktia sendiri. Dewasa akan menang dengan ilmu dan adab berdasarkan ketentuan-Nya, sedangkan egois akan menang dengan sifat angkuh dan sombong. Maka dengan ini, sedikit dapat kita berfikir dan mengingat dengan hikmat apakah selama ini kita telah dewasa atau belum. Lalu, siapakah ayng selama ini menguasai kita? Mari dijawab didalam hati ktia msing-masing. Semoga kita tergolong kedalam orang-orang yang senantiasa bersyukur dan terhindar dari keangkuhan serta sifat sombong.



 
Berlanjut pada ......Bagian ke-5 "Tapak Insan Madani
Keterangan :
Bagian ke-5 Merupakan bagian penutup/akhir dan penjabaran "Tapak Insan Madani" terkait makna waktu dari :
“61 Detik’, 25 Jam’, 8 Hari’, 5 Minggu’, 13 Bulan”. Insya Allah. Amiiin.

Wallahu a'lam
 Billahitaufiq Wal Hidayah
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

 Lihat juga cerita bualan kami di "Pelangi Di Kampus Ku"
https://ediputrablogspot.blogspot.com/2019/08/bgaian-ke-1-pelangi-di-kampus-ku.html 

Post a Comment

budayakan membaca hingga selesai dan tuntas. Diharapkan untuk memberikan komentar berupa pendapat, sanggahan, saran, dan nasihat dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan beradab agar tidak salah paham serta multi tafsir. Terimakasih sudah mengunjungi blog kami.

Previous Post Next Post