Tapak Insan Madani bagian ke-2


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
"TAPAK INSAN MADANI" 
Langit Dan Bumi

      

        Pada bagian ke-1 sedikit telah kami coba kupaskan tentang arti dari Insan dan Madani berdasarkan hasil pengembangan konsep pola pikir yang Insya Allah tidak melebihi dari kemampuan kami. Dan juga pengembangan konsep tersebut tidak bermaksud untuk menggurui sesiapapun. maka dari itu iznkan kami menyampaikan kelanjutannya.



Sahabat yang kami cintai, segala bentuk yang diciptakan oleh-Nya tentu memilki maksud dan tujuan yang membawa manfaat bagi setiap makhluk yang merasakan keberadaannya. Kehadiran Bumi dan Kehadiran Langit yang berbendung rahmat-Nya menyadarkan kita bahwa betapa besar kuasa-Nya yang tidak dapat kita jangkau dengan kemampuan sebagai seorang makhluk. Kita menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk hanya berdiam ditengah lapangan kosong nan luas memandang kebawah, lalu memadang lagi keatas hanya melihat betapa luasnya dataran bumi dan pelukan langit yan berpayung diatas kepala para makhluk-Nya. Namun pernahkah sejenak satu detik kita menyisihkan waktu untuk melihat arah jauh nan sudut diufuk barat terdapat garis kekuasan Sang Pencipta yang tidak dapat kita gapai dengan tangan serta langkah kaki.
Terdapat cahaya-cahaya yang berbeda warnanya, serta berbeda pula suhunya disetiap daratan Bumi yang kita injak. Terlihat bentuk gundukan awan tersusun rapi lalu teratur yang antaranya terdapat kilauan cahaya putih mengelilingi pertanda kebesaran Sang Pencipta. Mampukah akal kita menafsirkan fenomena tersebut ? mengapa jalan ikhtiar kita senantiasa melangahi hukum alam dan hukum Tuhan? Apakah ini yang dinamakan akal yang tidak berterimakasih kepada ilmu ?
Sahabat yang kami cintai, sejenak kita tutup sebelah mata mengunakan telapak tangan lalu menatap lurus kepada suatu sudut yang disekililingnya terdapat sudut yang lainnya. Mampukah kita memandang sudut secara keseluruhan disaat sebelah mata kita tertutup? Padahal kita memiliki kuasa untuk membuka penutup mata tersebut. Ketahuilah sahabat, ini merupakan bagian batasan kecil dari jarak pandang yang kita miliki. Hanya untuk memandang sudut yang lainnya kita tidak memiliki kemampuan untuk melihatnya, bagaimana dengan memandang sudut Tuhan yang memiliki kekuasaan diluar batas kemampuan mahkluk ciptaan-Nya.  Kecuali kita melanggar ketentuan dan kemampuan hukum alam serta hukum Tuhan, maka pada detik itu pula kita akan menguasai alam dan menjadi Tuhan bagi diri kita sendiri. Sungguh kita telah melampaui batas hakekatnya akal untuk berfikir dan mengambil keputusan.
Tundukkan kepala lalu lihat kebawah dengan hikmat. Terlihat semut yang sedang berbaris rapi saling menyapa berharap mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi dari apa yang dirasakan. Terlihat para semut perkerja sedang membungkukkan bahunya membawa setets cairan madu ayng terdapat kebaikan didalamnya. Tidakkah tergerak hati kita untuk mengambil tetesan madu tersebut dan memindahkan kesarang dimana semut itu bermusyawarah dengan bermaksud membantu sesame makhluk ciptaan-Nya? Tentu ini bagian dari ketidak mampuan akal kita untuk menggerakkan anggota tubuh agar dapat memabntu semut pekerja memabawa tetesan madu itu. Lalu kita terpana melihat betapa indahnya gerombolan semut dengan mesra saling tegur-sapa ketika sedang bertentangan dalam berjalan. Namun ketahuilah sahabat, Sang Pencipta tidaklah melihat apa diabwa oleh semut, namun usaha serta do’a yang dipanjatkan untuk dimurahkan rezeki dan dikuatkan tenaganya agar dapat memenuhi kebutuhan keluarganya serta senantiasa bersyukur ats apa ayng telah diberikan oleh-Nya.
Mampukah detik itu kita melihat serta memaknai secara mendalam maksud dan tujuan hati para semut pekerja? Jawabannya adalah tidak. Ini dikarekan untuk melihat kemampuan isi hati makhluk ialah hanya Dia sang pemilik semua makhluk, yang memiliki kuasa dalam mengetahui segala yang terjadi di bumi dan dilangit serta yang dilakukan oleh makhluk ciptaan-Nya. Lantas mengapa menagap detik kita masih meragukan akan kekuasaan-Nya? Mengapa hari ini kita masih belum juga untuk menguatkan iman kita kepada-Nya? Apakah dengan ilmu dan pengetahuan yang kita miliki saat ini sehingga kita rasakan kepantasan ketuhanan dalam diri kita? Sungguh kita termasuk orang yang dzolim terhadapa diri dan kufur terhadap nikmat-Nya.
Sahabat yang sangat kami cintai, detik ini tidakkah lagi kita ingin memutar arah pola pikir kita kepada seruan-Nya? Akal yang kita miliki saat ini ialah sebagai dasar arah tujuan kita hidup di Bumi lalu sebagai penentu termasuk golongan apa kita diakhirat nanti. Melalui akal ini kita akan menjadi manusia yang paling dirindui oleh malaikat di atas langit, namun sebaliknya melalui akal ini pula kita akan menjadi manusia yang paling hina dan terkutuk dimata makhluk lainnya apabila kita masih mentuhankan akal yang kita miliki dengan membusungkan dada diahdapan-Nya. Pernahkah kita berfikir satu detik saja selama hidup ini bagaimana posisi akal kita dipandangan-Nya? Apakah akal kita bagian dari keberkahan dalam hidup ini? Mari dekatkan diri kita kepada-Nya dan kembalikan akal kita kepada dasar kemampuan berfikir kita sebagaimana yang telah ia tetapkan fungsi dan batasan akal.
Jika akal masih dituhankan oleh diri, maka bersiap-siaplah moral manusia akan hancur, Negara akan rusak, budaya akan punah dikarenakan tidak dapat menyeimbangi antara kepantasan dan kemampuan. Dan yang menjadi pusat vitalnya ialah, agama akan menjadi mainan akal yang merasa tak berdosa dan yang memiliki dosa. Na’udzubillah Summa Na’udzubillah.

Wallahu a'lam
Billahitaufiq Wal Hidayah
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Lalu melihat apa yang disaksikan
lalu menafsirkan apa yang ditanggapi
lalu menyimpulakan apa diterima
kekurangan dan kelebihan, berperang dalam satu kebutuhan

_Pesan Emak_

Post a Comment

budayakan membaca hingga selesai dan tuntas. Diharapkan untuk memberikan komentar berupa pendapat, sanggahan, saran, dan nasihat dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan beradab agar tidak salah paham serta multi tafsir. Terimakasih sudah mengunjungi blog kami.

Previous Post Next Post