JANGAN LAGI DATANG KE ALUMNI HMI!
BAHAYA UNTUK KADER !
Alumni HmI adalah kader-kader/anggota biasa HmI yang dinyatakan telah habis dan/atau telah menyelesaikan masa keanggotaaannya didalam HmI berdasarkan ketentuan didalam ART HMI Bagian III pasal 5 ayat (b) tentang masa keanggotaan HmI. Anggota biasa HmI dinyatakan habis masa keanggotaannya setelah 2 tahun menyesaikan masa studi nya diperguruan tinggi dan/atau sederajat tanpa melanjutkan strata yang lebih tinggi dalam jangka waktu perpanjangan masa keanggotannya di HmI. Selanjutnya akan tergabung didalam wadah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI). Walaupun tidak semua alumni HmI terdata secara adminitrasi di organisasi KAHMI, namun secara sifat keberadaan KAHMI, mereka tetaplah KAHMI.Ada alumni yang bergabung secara struktural di KAHMI namun ada pula yang tidak.
Melalui organisatoris, hubungan KAHMI dan HmI adalah sebagai wadah untuk memfasilitas dan mendukung aktivitas HmI, terutama dalam menyelenggarakan pengaderan HmI sesuai ketentuan didalam AD KAHMI pasal 7 ayat (2) point (b) tentang Fungsi dan Peran KAHMI.
Sejak kehadirannya pada tahun 1966 , KAHMI bersama HMI menjalin hubungan kerjasama tidak hanya melalui hubungan organisasi saja, tetapi juga melalui hubungan kekeluargaan. Karena HmI dan KAHMI pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari perjalan secara history-nya. Ini yang menjadikan HmI dan KAHMI memiliki hungan erat dan penting dalam menyelaraskan tujuan bersama.
Bagi kader HmI mungkin tidak asing lagi dengan slogan "Ber-HmI Sampai Mati" yang sering sekali di ucapkan sebagai motivasi oleh senior-senior HmI untuk juniornya. Maksud dari selogan tersebut ialah tidak ada istilah bagi kader HmI untuk tidak aktif berperan walaupun telah berstatuskan alumni. Berperan untuk masyarakat, akademis/dunia pendidikan, sosial, politik dan lain sebagainya.
Alumni HmI ada, untuk membantu pergerakan HmI. Namun belakangan ini, tujuan tersebut sedikit lari dari tujuan secara organisasi baik dari kader aktif maupun dari alumni itu sendiri.
Kader-kader menyadari akan "kebutuhan"nya dalam setiap pelaksanaan program bahkan tidak pernah lupa, tetapi banyak pula yang lalai akan "keseharusan" kader HmI sebagai Hubungan timbalik balik kepada Alumni. Tuntutan untuk menjaga nama baik HmI bukan hanya ketika aktif sebagai anggota biasa saja, tetapi sampai kejenjang seterusnya, baik itu dilingkungan masyarakat ataupun dilingkungan organisasi lainnya seperti pemerintahan.
Kehadiran Alumni HmI baik itu dari cabang sendiri ataupun dari cabang lainnya, terlaku sering dijadikan kesempatan sebagian kader-kader untuk mengisi dan memenuhi kebutuhannya hidupnya diorganisasi.
Nah, sebagai orang yang pernah aktif dan berproses di HmI dulunya, menjadi kewajaran bagi alumni untuk membantu kader-kader HmI. Tetapi didikan dari tujuan tersebut sedikit meleset dari kaprahnya. Kader HmI taunya datang ke alumni ketika butuh dana untuk pelaksanaan kegiatan. Apalagi tiba kedtangan alumni baru dari luar, dan bukan "alumni biasa". Anggap saja alumni diperusahaan, pemerintahan, pengusaha dan politik non-pemerintahan yang memiliki peran baik dilingkungannya.
Tidak terlepas dari bermodalkan vocal, jabatan dan proposal, sebagian kader HmI dengan anteng mendatangi alumni untuk "minta" bantuan. Setelah selesai berlanjut, hubungan itu seakan-akan putus begitu saja dengan berakhirnya kegiatan yang telah berhasil dilaksanakan.
Ini kah didikan yang sebenarnya? Dtang ke alumni cuma untuk minta bantuan? Lalu lupa menyambung silaturahmi setiap saat. Siapa yang paling kuat memabntu, itu yang terus digembor. Alumni lain tidak mau membantu atau memanh kita sebagai kader yang tidak pernah silaturahmi sebelumnya?
Oke, anggap saja itu sudah kewajiban alumni untuk membantu kader HmI. Namun dirasakan, beban moral sebagai alumni HmI juga membutuhkan kehadiran kader-kader HmI diluar dari sekedar kebutuhan logitik saja. Pelaksanaan Lk-1, LK-2, SC, Bakti dan kegiatan HmI lainnya. Selepas kegiatan tersebut selesai, seakan-akan berakhir pula hubungan bersama alumni. Yaahh walaupun barang kali tidak semua kader HmI demikian. Namun point penting yang ingin disampaikan ialah, kader HmI perlu melakukan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dirinya secara organisasi baik itu ilmu, jaringan maupun kebutuhan logistik/uang. Sehingga kader HmI tetap elit dalam pergerakan dan pola pikirnya.
Ada Almuni HmI yang terkadang kesal dengan datangnya kader-kader HmI yang Minta bantuan. Tiba-tiba nelpon,wa dan berkunjung. Manis bualan dan rayuan, bantuan dan uang dapat dibawa pulang untuk kegiatan. Disi lain, "ajaran" ini juga nerawal dari alumni HmI itu sendiri yang dukunya berstatus anggita hiasa yang aktif. Sehingga bisa dikatakan kebiasaan ini sudah membudaya dilingkungan kader HmI.
Jika budaya ini dipopulerkan secara terus-menerus, "kalau mau bikin kegiatan, pergi aja ke alumni a,b,c dan seterusnya.nanti dibanti dia tu" maka seterusnya hingga menjadi alumni, kader HmI akan menjadi instan. Karena cikal bakal kader instan telah terpupuk sejak dini.
Sehingga kesimpulannya, kader HmI tidak hanya mengganggap bahwa alumni adalah "bank" nya kader HmI. Menjadi kesenangan dan kebanggaan kader HmI serta alumni jika datang untuk mencari pendanaan dengan memabwa hasil karya yang menajadi produk kader-kader HmI.
Tidak hanya sampai disitu saja, produk ini salah satu bagian dari Cipta Karya Kader HmI apabila bisa sampai kelingkungan masyarakat. MENJAGA idealisme,juga harus dijaga ELIT kadernya.
Kita Ubah kebiasaan lama datang dengan proposal. Ciptakan karya kader HmI, datang untuk dijual. Sehingga keberkahan dan kepuasan dari usaha akan lebih nikmat rasanya. Pelaksaan keguatan akan lebih bersemangat dan bertanggungjawab.
JADI MULAI DARI SEKARANG LEBIH BAIK JANGAN DATANG KE ALUMNI
KALAU HANYA TANGAN DENGAN BERMODALKAN PROPOSAL DAN RAYUAN TANGAN KOSONG.
MARI DIDIK DIRI KITA
SEBAGAI KADER- KADER
INOVATIF DAN ELIT
ATAS PERILAKU DAN POLA PIKIR
Semoga Semua Alumni sehat Selalu, murah rizkinya dan Lancar pekerjaannya, tenang kehidupannya dan baik Hatinya.Ammiiin
Bahagia HMI
Jayalah KOHATI
Sejahteralah ALUMNI
YAKIN USAHA SAMPAI