Bahagia HMI
Jayalah KOHATI
Yakin Usaha Sampai
Bualan-bualan Kader
sudahkah pantas kita meminta HMI dibubarkan?!
kedudukan HmI di Indonesia dan di hati para kadernya.
"Tak ada senjata, data pun jadi. Tak ada rotan, bambupun jadi. Tak ada hati, emoedalpun jadi"
NAVIGASI-Pentingnya etika berorganisasi bukan hanya dilaksanakan ketika memiliki jabatan dikomisariat, di cabang, Kohati, BADKO, lembaga profesi HMI lainnya maupun sekelas PB.
Fungsional dan struktural nyatanya tidak dapat menjamin kader HMI akan berpikir matang dan bertindak elit. Training formal maupun informal juga tidak pula menjadikan keahlian dalam menguasai akal kader menjadi tertib dan sistematis.
Pada dasarnya, pengembalian jati diri kader terletak pada pengkaderan diri pribadinya. Setengah atau full. Berhenti atau lanjut. Ada nilainya tersendiri.
Singung menyinggung pembubaran HmI sudah muncul sejak lama.ya mungkin kanda/yunda sekalian menjadi saksi bisu terkait isu pembubaran HmI pada masanya Bahkan sebelum refomasi.
Rekam jejak sejarah pembubaran HmI dapat kita baca dan kita dengar dari berbagai referensi yang ada hari in mulai dari artikel, jurnal, YouTube,i cerita-cerita alumni hingga cerita provokator HmI.
Namun sebelum kita lanjut kepada inti persoalan pembubaran HmI, perlu digaris bawahi beberapa hal diantaranya, bahwa :
1. Tidak semua sejarah HmI terekam dalam sejarah perjuangan indonesia
2. Tidak semua jejak pergejolakkan HmI kepada pemerintah, tersampaikan dengan adil dan tertib
3. HmI adalah organisasi kader, sehingga setiap pergerakan HmI memiliki sejarahnya tersendiri yang menjadi sumber mata air pergerakan HmI
Yuk kanda yunda dan adinda sekalian, sembari ikuti polling dibawah ini:
Penyebar luasan Isu pembubaran HmI
Sebagai seorang kader Hijau Hitam, sejarah perencanaan pembubaran HmI tidak boleh terpisahkan dengan pembentukan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang berdiri pada tanggal 17 April 1960, pemerintahan Soekarno, Pergerakan HmI, politik NU dengan HMI. Adapun peran rakyat saat itu, sebagai penengah HmI untuk tetap berdiri.
Apa kaitannya antara HMI, Masyumi PMII,NU dan Sukarno?
Pertama. HMI DAN Politik SUKARNO
Berdirinya HMI pasca 2 tahun kemerdekaan, menjadi peluang pergerakan besar saat itu bagi kalangan muda khususnya mahasiswa. Dari catatan sejarah yang dapat kita temui diberbagai buku dan sumber online, menyebutkan Soekarno pernah merencanakan untuk membubarkan HMI.
Alasannya sederhana, karena Soekarno menilai bahwa HMI kader yang bandel, suka kritik pemerintah, suka anarkis dan tidak bisa diatur.
Dimasa HMI memiliki tokoh-tokih elit pemikiran dan pergerakan, Sukarno merasa risih dengan keberadaan HMI. Sampai disini, murnikah perencanaan Soekarno untuk membubarkan HMI?
Jawabannya adalah TIDAK MURNI. Faktanya yang dapat kita telusuri dari berbagai referensi bahwa, PNI dan Masyumi menjadi partai saingan. Partai besar disaat pemilu 1950. Sedangkan pada gari itu, HMI digemparkan dengan tuduhan sayapnya Masyumi.
Sampai disini bisakah anda pahami mengapa Soekarno ingin membubarkan HMI? Iya, karena pertarungan perpolitikan Soekarno dengan masyumi yang ditumbalkan adalah HMI.
Layakkah HMI dibubarkan???
Kedua. HMI DAN Pembelaan NU
Setelah HMI mampu mengambil alih perhatian pergerakan pemuda saat itu, tepat di fase pelebaran gerakan HMI pada tahun 1950,sebelumnya Pada peristiwa pemberontakan Madiun 18 September 1948, Ketua PMI/Wakil Ketua PB HMI Ahmad Tirtosudiro membentuk Corps Mahasiswa (CM), dengan Komandan Hartono, Wakil Komandan Ahmad Tirtosudiro, turut membantu pemerintah melawan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI).
HMI menggerakkan anggota CM ke gunung-gunung, memperkuat aparat pemerintah dalam melakukan perlawanan. Sejak peristiwa itulah dendam PKI terhadap HMI tertanam dan berlanjut sampai puncaknya pada tahun 1964-1965, sehingga muncul gerakan pengganyangan terhadap HMI menjelang meletusnya Gestapu/PKI 1965.
Lalu, apa kaitannya dengan NU?
NU melalui seorang ulama yang bernama KH Syafudin Zuhri, membela perencanaan Soekarno untuk membubarkan HMI. Padahal saat itu, PMII yang ideologinya adalah ideologi NU sedang dalam perkembangan pengolahan organisasi.
Namun, hal itu tidak dianggap KH Syafudin Zuhri sebagai tandingan untuk membesarkan diri. Beliau justru membela HMI untuk tidak dibubarkan dihadapan bung Karno.
Pada suatu kesempatan, Sukarno mengumandangkan pidatonya dihadapan kader PMII. Isi pidato bung Karno pada kongres pertama PMII di Jawangmangu tahun 1961 meneriakkan :
Bubarkan HMI !!!
Bubarkan HMI !!!
Bubarkan HMI !!!
Bubarkan Masyumi !!!
Ganyang Malaysia !!!
Perlu dicatat, rekaman suara bung Karno diatas telah banyak beredar bahkan tercatat dibeberapa buku sejarah. Namun ada yang dihilang sebagian dari teks pidato bung Karno yakni ketika bung Karno meneriakkan "Bubar HMI !!!".
Kalaupun ada ditemui artikel, jurnal maupun buku yang mencantumkan kalimat "Bubarkan HMI" pada pidato bung Karno, dapat dipastikan penulisnya adalah kader HMI atau alumni HMI. Sederhanya, jauh sebelum itu Sejarah HMI sudah mulai dihilangkan dari generasi ke generasi melalui materi pendidikan kewarga negaraan dan sejarah Indonesia.
Sehingga beruntung apabila masih ada kader-kader maupun alumni HMI yang masih tetap mempertahankan teks yang dihilangkan tersebut. Coba pikirkan, seorang presiden dengan menggelegar mengucapkan "Bubarkan HMI !!! Bubarkan Mayumi !!! Ganyang Malaysia". Pertanyaannya adalah, HMI merupakan organisasi mahasiswa.
Masyumi adalah partai politik dan Malaysia adalah negara. Mengapa bung Karno menyandingkan pembubaran HMI dengan pembubaran parpol? Dan pembubaran HmI dengan oenggayangan negara Malaysia?". Peristiwanya sederhana, namun meninggalkan bekas yang teramat dalam bagi duni perpolitikan Indonesia saat itu.
Masyumi lawan politiknya PNI. PNI adalah Sukarno. Sukarno adalah presiden (pemerintah). Pemerintah menjadi buruan aksi kader HMI. Sampai disini dapatkan dipahami kesimpulannya?
Harusnya bung Karno merasa segan dan sungkan dengan KH. Hasyim As'ari dan K.H Ahmad Dahlan ketika ia berteriak bubarkan Masyumi. Harusnya juga Soekarno merasa malu tertunduk kepada Jendral Soedirman ketika ia meneriakkan akan membunarkan HMI.
Lantas, bagi kader HMI yang juga menginginkan HMI dibubarkan, harus malu dengan siapa? Jawabannya adalah MALU DENGAN DIRI SENDIRI.
![]() |
Ketiga. HMI, tujuan dan politik organisasi
"Terbinanya insan akademis, pencipta,pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT"
Kalimat diatas bukanlah tujuan awal ketika didirikannya HMI. Kalimat diatas merupakan hasil kotruksi ulang dari perkembangan pergerakan HMI bagi umat dan bangsa pasca perang keadilan, ideologi, kemana, kesejahteraan dengan pemerintah Indonesia.
Hari Rabu Pon 1878, 15 Rabiulawal 1366 H, tanggal 5 Februari 1947, menetapkan berdirinya organisasi HMI yang bertujuan:
1. Mempertahankan Negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat Rakyat Indonesia.
2. Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam.
Dua point diatas adalah tujuan awal berdirinya HMI. Kondisi umat Islam, kondisi rakyat,kondisi pemerintah dan kondisi politik bangsa saat itu menjadi alasan tujuan tersebut muncul menjadi arah target perjuangan HMI.
Sebagian dari kita mungkin sudah tidak heran dan tidak asing lagi ketika ada kader-kader maupun alumni HMI yang mengatakan bahwa "HMI saat ini tidak lagi sejalan dengan tujuan berdirinya HMI.
Sudah keluar dari ruhnya".Perlu menjadi catatan dan evaluasi kesadaran kita semua sebagai kader HMI yang katanya seorang insan akademis, kader umat dan kader bangsa. Pemikir dan penggerak.
Jika pada tahun 1947, situasi indonesia sama seperti situasi saat ini, mungkin dua point tujuan itu tidak akan pernah menjadi tujuan HMI. Bisa berubah menjadi, "mempererat kesatuan bangsa, memperkuat silarahmi umat Islam atau bisa kemungkinan lainnya akan menjadi tujuan HMI".
Artinya, para pendahulu HMI menjadikan tujuan HMI sebagai sebab mengapa HMI didirikan. Artinya para pendahulu HMI bersikap bijak, ilmiah dan berprinsip denagn memandang siatuasi umat bangsa saat itu.
Sehingga, jika membandingkan tujuan HMI saat didirikan dengan HMI saat ini, logika berpikir seperti ini sangat ditepat. Dan melanggar kode etik berpikir.Jika dulu HMI menggarap hutan semak belukar yang tidak bermanfaat, hari ini HMI hadir untuk menanamkan bibit pohon yang lebih bermanfaat lagi bagi masyarakat.
Jika dulu HMI menanam benih, hari ini HMI merawat bibit. Sehingga, progres pergerakan HMI sangat bergantung kepada perkembangan penomena umat dan bangsa.bukan atas dasar memahami tujuan HMI pada pasal 4 AD HMI secara sepihak dan sebelah mata.
Konteks tujuan HMI jika dipandang dari sisi makna yang berbeda, kader HMI dapat memahami dengan baik pasal 4 dengan kesadaran kader HMI itu sendiri.
Hampir semua kader HMI membanggakan sejarah perjuangan HMI. Apalagi dengan adanya dukungan-dukungan dari tokoh-tokoh bangsa. Sebut saja pada fase ini HMI mendapat gelar dari Panglima Besar Jendral Sudirman karena perjuangan yang HMI lakukan.
Bagi Sang Jendral, HMI itu adalah Harapan Masyarakat Indonesia bahkan sebagai Harapan Masyarakat Islam Indonesia. Jendral Sudirman mengungkap kalimat itu pada saat ulang tahun pertama HMI di Bangsal Kepatihan 6 Februari 1948.
Lagi-lagi, ini logika berpikir yang tidak tepat. Diragukan kerangka pemikirannya yang tidak sitematis. Jika dulu KH. Saifuddin Zuhri ingin memundurkan diri karena tidak ingin melihat HMI dibubarkan, maka hari ini jika beliau masih hidup mungkin beliau akan mundur diri karena dipermalukan oelh kader-kader HMI sendiir yang ingin HMI dibubarkan.
Apa yang sudah diberikan untuk HMI sehingga sanggup berpikir untuk HMI dibubarkan?
Prestasi apa yang sudah didapatkan oleh kader atau alumni HMI bagi organisasi sehingga seakan tidak membutuhkan HMI lagi?
Terkadang, menjadi kebanggaan ketika ayahanda Lafran Pane dianugerahi sebagai pahlawan nasional melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 115/TK/2017 Tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional Indonesia Kepada Ayahanda Lafran Pane yang ditetapkan pada Tanggal 06 November 2017. Kepahlawan atas semangat Juang dan BERPIKIRNYA.
"Tidaklah aku takut dan khawatir jika negara meminta HMI dibubarkan. Melainkan aku resah dan gerah ketika permintaan itu lahir dari pemikiran kader-kader HMI"
_Pesan Emak_
Sumber bebualnya :
1. "dibawah naungan khittah perjuangan HMI. Oleh MHD. zakiul Fikri
2. "Sejarah perjuangan HMI (1947-1975) oleh Prof. DR. H. Agussalim Sitompul
3. 44 indikator kemunduran HMI oleh Prof. DR. H. Agussalim Sitompul
4. Islam Mazhab HMI oleh Prof. Dr. Nurcholis Madjid
6. HMI menjawab tantangan zaman oleh kumpulan tokoh HMI
5. Dibalik Tirai 1 oleH Edi Putra
Online:
https://ediputradionmrblack.blogspot.com/2019/11/ayahanda-lafran-pane-menjelang-2-tahun.html?m=1
https://ediputradionmrblack.blogspot.com/2019/11/upaya-langkah-pembaharuan-dalam-pola.html?m=1
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/15379/05.1%20bab%201.pdf?sequence=5&isAllowed=y
https://wartalombok.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-1071382880/sejarah-perjuangan-hmi-selamat-milad-hmi-ke-74-di-tahun-2021