kurangnya Pemahaman, menurunkan minat berorganisasi


_Pesan Emak_
 

sekilas evaluasi bagi diri ...

NAVIGASI|Sejauh masih bisa dipandang, melihat masa depan bukan lagi persoalan yang membingungkan. melakukan pengkajian atas apa yang dilihat, dibaca dan didengarkan. Berdirinya organisasi pada prinsipnya menyatukan orang-orang 2 atau lebih yang memiliki kemauan, keinginan dan pemikiran yang sama untuk mencapai satu tujuan kebersamaan. hanya saja, penyatuan tersebut sering kali melepaskan ikatan tujuan manusia. sehingga yang dijalankan kerap melenceng dari apa yang diharapkan. berharap anggota bisa aktif dalam berpikir dan berkegiatan, berharap masyarakat dapat menerima dan merasakan manfaat dari keberadaanya, berharap adanya perubahan dari apa yang dikerjakan dan seterusnya. nah, harapan yang semacam ini, menjadi mimpi yang berkepanjangan. secara kuantitas, organisasi dapat meningkatkan lebih dari 10% jumlah anggota yang ada, tetapi menurun sejauh 5% untuk kualitasnya.

perkiraan diatas dapat dilihat dari beberapa faktor yang menjadi rumus aktif-pasifnya organisasi.

 i+f+a-k = 100

i = 50

f = 25

a = 75

k = 50

banyak yang bermimpi untuk menjadi manfaat bagi masyarakat, namun sedikit yang memilikikemauan untukberbuat. banyak yang ingin memebrikan paham, namun sedikit yang mau diberikan pemahaman dan banyak yang mampu memebrikan pembinaan namun sedikit yang ingin dibina. inilah ayng menajdi peroslan besar dikalangan anggota organisasi yang memberikan dampak kepada keaktifan baik individu maupun kelompoknya. 

ahli ilmu di organisasi semakin tahun semakin berkurang. adapaun yang berperan aktif saat ini, tidak lebih dan tidak kurang hanya sebatas mencapai 75% (i+f). hal ini diakrenakans esuai dengan masa pereikrutan maupun perkaderan didalam organisasi. regenerasi anggota dijalankan pada setiap tahunnya, namun regenerasi ilmu malah dikikis setiap tahunnya. sehingga, yang tersisa, regenerasi semangat. yang mampu menurun drastis sejauh 75% (f+k) juga. 

Para pendahulu mampu memberikan arah berjalannya organisasi, namun tidak disertai dengan rellnya. sehingga, pengokohan organisasi berlandaskan tahu bukan paham. yaaa.... bisa dikatakan begini. baru sekali baca buku, konstitusi, baru sekali mengikuti kegiatan, baru sekali menjalankan organisasi, baru sekali membuat administrasi atau bahkan baru sekali melaksanakan audiensi maupun aksi dilapangan (demo), sudah membuat fatwa untuk organisasi. sudah membuat jaringan kelompok yang baru. padahal peran pemahaan dan pembinaan, menjadi dasar bagi kualitas diri setiap anggota didalam organisasi.

sedikitnya, ada 23 organisasi saat ini muncul di Tanjungpinang yang kasat mata. beragam dari daerah tempatan maupun nasional. belum lagi di tambah dengan internal perguruan tinggi swasta maupun negeri. bertumpuk-tumpuk sumberdaya manusia dari ebrbagai kalangan dan latar belakang pemahaman. namun sedikit yang mampu memebrikan manfaat bagi lingkungan. 

masalah terletak pada rasa malas (terhadap belajar, proses, berkembang) yang begitu tinggi. jika ini adalah tamparan bagi kita semua, maka tidak bangkit dan tidak berkembangnya ornganisasi menajdi tanggungjawab penuh kita sebagai orang-orang yang berkecimpung didalamnya.

yang diharapkan bukan lagi keaktifan namun sering mendahulukan eksistensi dan euforia. asal bergabung, saya senang. asal bisa bergabung, saya bangga. ini masalah serius. pemikrian yang segera hendaknya berubah dan harus dirubah. belajar dan berproses tidaklah segampang membuat lempeng. apalagi untuk menjadi yang bermanfaat, seseornag harus siap bersusah payah, berpanasan, berkeringan, pusing berpikir, dan meningkatkan semangat belajarnya.

ambisi yang tidak berimbang dengan pemahaman, dapat membutakan seseorang dalam menjalankan organisasinya. "dimana ada panggung, disana saya berdiri". sementara organisasi yang digeluti, tidak menjadi kebutuhan dari pergerakanya. dalam hal ini, setiap langkah seseorang haruslah sesuai dengan keteraturan yang teratur sesuai dengan tujuan organisasi.

kembali lagi kepada rumus diatas, lagi-lagi faktor ketidak pemahaman dan kurangnya pembinaan apalagi tidak mau dibina, dapat membinasakan organisasi tertutama dirinya sebagai anggota organisasi. nilai jual yang semakin memudar, menghilangkan perlahan keinginan minat untuk berorganisasi. lalu kemudian, memberikan lebel kepada mereka yang belum berorganisasi sebagai orang yang apatis.

kelompok yang semacam ini, dapat ...

bersambung..........


Post a Comment

budayakan membaca hingga selesai dan tuntas. Diharapkan untuk memberikan komentar berupa pendapat, sanggahan, saran, dan nasihat dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan beradab agar tidak salah paham serta multi tafsir. Terimakasih sudah mengunjungi blog kami.

Previous Post Next Post