Untuk Ansar dan Rahma | Antara Pedagang dan Pegadang


Sumber: kwarta5.com

Tiada Gading Yang Tak Retak
Tiada Tuyul Yang Tak Botak
_Pesan Emak_

NAVIGASI- Wajah Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau, Kota Tanjungpinang, semakin di percantik oleh hiasan-hiasan cat dan lampu berwarna warni dengan corak yang cukup terbilang modern namun tetap mempertahankan budaya dan kearifan lokal.

Di setiap sudut kota, tampak bergelimang kas-kas daerah dan negara dalam bentuk rupa pembangunan fasilitas umum yang katanya untuk masyarakat. Sungguh sangat berkesan seperti bermanfaat.

Salah satunya pembangunan jalan Bandara Internasional Raja Haji Fisabilillah Tanjunpinang. Nyaman di pandang di waktu siang, gemerlap mewah di pandang di waktu malam.

Ansar selaku Gubernur Kepri menginginkan keberadaan pembangunan Bandara RHF Tanjungpinang juga menjadi daya tarik destinasi oleh setiap pengunjung dengan memberikan dampak peningkatan pembangunan ekonomi. Catatan Penting: ini keinginan Ansar. kita cek selanjutnya.

"Di harapkan Jalan Bandara RHF ini akan memberikan kesan bagi siapa saja yang datang ke Tanjungpinang. Dengan di jadikannya kawasan ini sebagai destinasi, tentu akan berdampak kepada peningkatan kunjungan yang muaranya dapat mendongkrak perekonomian masyarakat", ucap Ansar pada Senin,16 Januari 2023. sebuah bait yang kami kutip dari rri.co.id (pada Rabu, 25 Desember 2023).


Dapat di saksikan bersama siapa saja yang melintasi jalan Bandara RHF, icon lambang kabupaten/kota di Kepri berjejer dan di ikuti nama-nama kabupaten/kota di tambah lagi adanya Replika Kapal Bulang Linggi, semakin mempercantik  kesan kebudayaan jalan Bandara RHF Tanjungpinang.

Sekali lagi, pembangunan ini awalanya di anggap memiliki tujuan mulia untuk masyarakat. Namun ketika pembangunan ini selesai di tahap pertama, BHUUUM !!! Imbauan Larangan Bagi Pedagang di Luncurkan Pemprov Kepri melalui PUPR yang di sebar luaskan oleh Diskominfo Kepri.

Tahukah anda dan sadarkah anda pejabat pemprov Kepri ataupun pejabat pemko Tanjungpinang, imbauan ini mematahkan kesempatan dan semangat  bagi seluruh pedagang baik sudah lama menempati lokasi tersebut maupun yang baru berdatangan.

Dalam kesempatan ini, yang menjadi daya tarik perhatian kami adalah pada tujuan perencanaan dan pernyataan Ansar. Kami mencoba melihat dari beberapa sisi pandangan antara pembangunan fasilitas saranan dan prasarana dengan ekonomi masyarakat.

Lagi dan lagi terus terjadi, beberapa pembangunan di  Ibu Kota Provinsi kepri ini, selalu tidak tepat dengan perencanaan yang di sampaikan. Sebut saja Tepi Laut yang di bangun dengan icon Gedung Gongong denga harapan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pengunjung destinansi wisata, ternayat tidak memiliki wadah khusus untuk pedagang. Taman Bestari, Taman A. Yani dan beberapa tempat lainnya. Walaupun belakangan ini semenjak masuk tahap tahun politik, beberapa lokasi yang menyediakan saranan prasarana umum mulai di perhatikan.

Di satu sisi pemerintah berharap wajah baru Bandara  RHF mampu meningkatkan ekonomi masyarakat. Jika kita pantau bersama, sepanjang jalan dominasi yang tampak hanyalah bangunan ruko-ruko di sisi kiri dan sisi kanan jalan.

Pertanyaan pertama, ekonomi masyarakat atau ekonomi pengusaha pemilik modal?

Imbauan yang di layangkan PUPR melalui Diskominfo kepri, melarang para pedagang untuk berjualan. Hal ini di anggap dapat menyebabkan kondisi jalan menjadi semeraut. Sampai di sini bisa di pahami?

Sumber: indepthnews.id



Pertanyaan kedua, Pembangunan yang katanya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, mengapa tidak di lengkapi dengan fasilitas kawasan pedagang bagi masyarakat?

Saat ini kita bisa melihat sepi dan  hening selain mendengar suara dan melihat bolak balik kendaraan bermotor yang melintasi jalan Bandara RHF tersebut. Di  waktu pagi liburan di  ramaikan masyarakat yang jalan sehat atau olah raga, di sore dan malam hari melihat masyarakat  yang meluangkan waktu  untuk duduk bersamakelaurga, pacar, sahabat  atau bahkan sekedar foto-foto.


Kita mendukung penuh adanya jalur khusus di sepanjang pembagian jalan untuk pengguna jalan kaki. namun sementara masyarakat tidak dapat tempat untuk berdagang, bendera-bendera dengan gagah terpancang sepanjang titik lokasi yang sebelumnya di larang karena di anggap semeraut.

Saking cantiknya bendera-bendera yang terpancang, kapal Bulang Linggi macam tak nampak indahnya lagi karena warna warni kepentingan pribadi d an kelompok.

Pertanyaan keempat, ini cara kerja pemerintah yang melaksanakan pembangunan dengan embel-embel kesejahteraan masyarakat?

Masyarakat pedagang Tepi Laut tidak pernah lupa ketika pernah di usir dan di minta untuk pindah dari Tepi Laut. Namun hal hasil, pemerintah bungkam dan senyap saat di pertanyakan "Kemana kami harus pindah? di mana kawasan yang pemerintah siapkan untuk kami?"

Bapak gubernur dan Ibu wali kota yang di hormati orang lain, ketahuilah persoalan pedagang kaki lima dari dulu kedulu itu hanyalah sebatas lokasi berdagang. Pedagang kaki lima tidak mencari kaya hanya dengan segelas cendol dan sesendok bubur.

Realita hidup pedagang kaki lima memang harus di pinggir jalan. Kalau di rumah namanya pedagang kaki 3. Tidak elok rasanya jika anda sebagai kepala daerah menjual kesenangan janji kepada masyarakat, dengan kenyataan berbeda.

Tantangan saat ini, Mampukah menyediakan lokasi khusus di sekitaran bandara RHF untuk tempat berdagang masyarakat? 

Kami harapkan tidak lagi mendengar alasan "ouh di sini sudah tidak ada tempat untuk pedagang kaki lima" seperti yang terucap saat pedagang kaki lima di taman Gedung Gongong dulu terusir.

Bukankah jika memang perencanaan pembangunan itu matang dan berbobot, dengan tujuan peningkatan ekonomi masyarakat, harus menyelipkan satu lokasi bagi pedagang?

itu justru akan menarik perhatian seluruh pengunjung lokal, nasional bahkan internasional sebagai lokasi wisata kuliner di Bandara RHF tercinta.

Sediakan saja tempat bagi pedagang, yakin deh, pasti tertib dan aman kok. tidak akan SEMERAUT. mau contoh? taman batu 10.


INI MOMENTUM MASUK ANGIN KELUAR DEBU

Pendawai: Dion






Post a Comment

budayakan membaca hingga selesai dan tuntas. Diharapkan untuk memberikan komentar berupa pendapat, sanggahan, saran, dan nasihat dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan beradab agar tidak salah paham serta multi tafsir. Terimakasih sudah mengunjungi blog kami.

Previous Post Next Post