Rempang Butuh Dukungan, UMRAH Harus Putuskan Hubungan Kerjasama Dengan PT MEG


"Tiada Gading Yang Tak Retak, Tiada Tuyul Yang Tak Botak. Kalau Tak Dengar Suara Katak, Berarti Kita Yang Pekak"
_Pesan Emak_
NAVIGASI| Walaupun ada bagian-bagian yang mungkin terkesan tidak masuk akal, nyeleneh dan tidak jelas, tetapi inilah sedikit argumen.

Bencana Hak Asasi Manusia (HAM) di Pulau Rempang, Batam, hingga hari ini belum menemukan solusi terbaik, alias masyarakat Rempang masih didalam tekanan, ancaman, teror serta kekerasan fisik maupun verbal.

Tengoklah, beredar dari berbagai sumber sosial media hari ini masyarakat di area Pulau Rempang diserang oleh sekelompok orang secara brutal, seperti binatang yang tak diberi makan dan mengganas. Hingga menyebabkan beberapa orang warga terluka parah yang diakibatkan senjata tajam.

Puluhan orang tidak dikenal (OTK) ini dikabarkan menyerang posko warga di Kampung Sembulang Hulu dan Kampung Sei Buluh, Pulau Rempang, Kecamatan Galang, Kepulauan Riau (Kepri). Sebanyak delapan orang warga mengalami luka-luka akibat kejadian tersebut. Diinformasikan kejadian ini terjadi pada tengah malam (17-18 Desember 2024).

Dari sejak awal kemunculan kerusuhan Pulau Rempang sebab perencanaan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City (REC), ada begitu banyak pihak-pihak yang seharusnya bertanggungjawab atas kejadian tersebut.

Sebut saja Joko Widodo sebagai presiden, Bahlil Lahadalia selalu kepala BKPM, Muhammad Rudi, selaku Wali Kota Batam sekaligus Kepala Badan Pengusahaan Batam, Ansar Ahmad sebagai Gubernur Kepri, Pihak PT MEG, beberapa menteri yang membidangi dan memiliki hubungan keterkaitan, DPRD Batam, DPRD Kepri, Kapolri, Komnas HAM, dan masih banyak lagi yang dapat kita ketahui dengan sendirinya.

Pihak-pihak ini ada yang bekerjasama sebagai penyelenggara pemerintah, ada pula pihak yang bekerjasama sebagai partner perencanaan kawasan REC, seperti pihak UMRAH Tanjungpinang. 

Kembali sedikit kebelakang, 21 Agustus 2023 yang lalu, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) secara resmi menjadi mitra Strategis bersama PT. Makmur Elok Graha (MEG). 

Kerjasama ini dilaksanakan dan disahkan melalui MoU antara UMRAH bersama pihak PT. MEG.

UMRAH bertanggungjawab dalam penyusunan AMDAL REC Berdasarkan Surat Tugas Nomor 01/PKS/A2.1/08/2023.

Meskipun waktu itu Agung Dharma Syakti selaku rektor UMRAH mengatakan, kerjasama tersebut tidak ada hubungannya dengan kisruh Pulau Rempang dan Suryadi selaku Wakil Rektor mengatakan hanya sebatas untuk kajian, namun status kerjasama UMRAH terhadap PT. MEG tentunya sebagai bentuk dukungan UMRAH terhadap pembangunan PSN REC oleh PT MEG di Pulau Rempang.

Antara satu dengan yang lainnya harus saling berkaitan dan berhubungan untuk memberikan dan menjadi satu kesatuan kekuatan yang utuh. Mungkin ini pula yang disebut dengan efek lingkar pati.

Ada atau tidak adanya keuntungan pribadi dan secara kelembagaan didalam MoU tersebut, yang jelas menurut kami UMRAH menciderai nilai-nilai civitas kademis, melunturkan kepribadiannya sebagai orang yang berpendidikan, yakni bertindak dan berpikir secara independen, cenderung pada kebenaran dan serta tidak terlibat didalam aktivitas atau bekerjasama kepada pihak yang tidak menguntungkan masyarakat kemarin, saat ini atau yang akan datang.

Tentunya ini sangat membekas rasa kekecewaan sebagai alumni UMRAH. Dukungan dalam bentuk apapun, sekalipun hanya sebatas moril, memberikan kesan tidak independennya dan tidak berintegritasnya pihak petinggi UMRAH kepada masyarakat Kepri.

Meski ada yang mengatakan tidak ada hubungannya umrah sebagai lembaga pendidikan dengan kericuhan Rempang atau REC atau apapun itu terkait HAM Rempang, kami tetap mengatakan ada.

Sadarlah bahwa 1 ons dibuang akan dapat mengurangi beban dari 1 kg. 1 rupiah dibuang akan dapat mengurangi jumlah 1 milliar. Paham? Itulah UMRAH.

Ini bukan soal nominal, ini soal nilai. Sebagaimana jika kita menjadi bagian dari peneliti atau pihak yang melakukan pengkajian terhadap penggunaan peluru atau bom yang tepat dan tidak tepat untuk digunakan kelompok teroris. Justru hasil kajian tersebut akan memperkuat kekuatan perencanaan ini akan dibangun dan dilaksanakan.

Maka dari itu, kami selaku alumni UMRAH sangat-sangat berharap UMRAH dapat memutuskan hubungan kerjasama bersama PT MEG.

Sudah mengetahui hingga hari ini bagaimana keadaan Rempang, masih mau berlanjut? Ada begitu banyak perusahaan yang berhubungan dengan lingkungan di Kepri ini yang lebih patut anda kaji.

Kami tentunya sangat mendukung segala bentuk kajian-kajian lingkungan, kajian sosial, ekonomi, kajian politik dan lain sebagainya oleh pihak UMRAH yang dilaksanakan semata-mata demi kepentingan masyarakat Rempang.

Namun disisi lain, jika memang benar dan secara sadar UMRAH berpihak kepada masyarakat Rempang saat ini, wahai Agung Dharma Syakti, anda sebagai pimpinan UMRAH, putuskan kerjasama tersebut dan laksanakan kajian-kanian ilmiah atas apa yang terjadi dan dialami masyarakat Rempang saat ini sebagai bukti UMRAH memiliki rasa simpati dan berempati terhadap keadaan masyarakat Rempang.

Sebagai salah satu Perguruan Tinggi terbesar di Kepri, harusnya UMRAH berani menyatakan sikap turut mendukung masyarakat Rempang dan mendorong penyelesaian segera masalah ini di Rempang.

Sekalipun anda-anda semua menyatakan tidak mendukung dan menolak kekerasan dan pelanggaran HAM Rempang, apalah guna alasan tersebut dengan hubungan kerjasama anda hari ini.

Dan ketahuilah, dampak Rempang hari ini dapat berpengaruh pada tingkat kesadaran dan kualitas pendidikan calon sarjana dan calon penerus bangsa dari anak-anak di Pulau Rempang.

Pendawai: Dion





Post a Comment

budayakan membaca hingga selesai dan tuntas. Diharapkan untuk memberikan komentar berupa pendapat, sanggahan, saran, dan nasihat dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan beradab agar tidak salah paham serta multi tafsir. Terimakasih sudah mengunjungi blog kami.

Previous Post Next Post