Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
"Langkah Pembaharuan dalam Pola Perkaderan HMI".
-Tulisan (bual-bual) ini bertujuan sebagai bahan evaluasi perkaderan di HMI Cabang Tanjungpinang-Bintan. Dengan tidak bermaksud menggurui siapapun, mengambil langkah dan peran, kami sampaikan atas dasar pengalaman dan pengetahuan khususnya untuk kami pribadi-.
LK-I menjadi salah satu langkah dasar pekaderan di HMI. Ketentuan perkaderan sebagaimana yang telah ditetapkan menjadi penentu baik buruknya perkaderan, kelanjutan, serta kontrol.
Perkaderan sebenarnya memang tugas dan kewajiban seluruh kader HMI secara umum, namun setidaknya ada beberapa unsur pendukung yang menaungi hal tersebut diantaranya :
1. Badan Pengelola Latihan
2. Pembinaan Anggota
3.Penelitian, Pengembangan, dan Pembinaan Anggota
Setiap detiknya waktu perilaku, sifat,karakter, pola pikir, konsep kehidupan mahasiswa/i senantiasa berubah. Ini didorong oleh perkembangan sosial yang menekan manusia itu sendiri baik secara paksa, ketergantungan dan bertahap. Yang jelas, hari ini kita akan merasakan sedikit kesulitan dalam memahami kehendak dan kemahuan mereka. Kendati demikian, inilah PR kita bersama.
Kembali kepada perkaderan HMI. Sudah begitu rinci dan jelas metode, aturan main, pola, konsep, teori-teori, dan praktek akademis, organisatoris, dan sosial-politik didalam pedoman perkaderan dan pedoman pengelolaan HMI.
Dipandang sejak beberapa tahun belakangan ini, metode yang digunakan dengan pola yang diterapkan sudah dapat terbaca arah dan tujuannya. Sehingga nilai jual dan daya tarik sedikit berkurang baik didalam kampus, luar kampus maupun ketika mahasiswa/i islam itu di satukan didalam forum LK-I.
Ibaratnya, sakit yang diderita oleh masyarakat dan yang menyerang masyarakat hari ini berbagai macam dan semakin aneh adanya, semakin banyak makanan dan minuman yang dikonsumsi serta pola hidup yang tidak sehat, olah raga yang kurang, maka semakin beragam pula penyakit yang akan diderita. Namun obat yang digunakan tetaplah obat yang sama. Lebih-lebihnya selalu menggunakan anti biotik atau pereda sakit. Sehingga, tidak memberikan efek lebih terhadap kesembuhan penderitanya.
Maka dari itu, hendaknya perlu dilakukan riset perkaderan bagi bidang-bidang tertentu sesuai dengan tupoksinya masing-masing dengan prosedur yang terukur dan memiliki predikat pecapaian keberhasilan tersendiri.
Dengan tidak mengabaikan dan tetap berpedoman kepada pedoman perkaderan dan pedoman pengelolaan HMI, Usaha minimal yang dapat dilakukan ialah seperti :
1. Setiap P3A berkerja sama dengan PTKP dapat membuat rancangan rumusan masalah dengan kategori ;
- Sosial-politik
- Akademis-budaya
- Kepemudaan-kemasyarakatan
- Kemahasiswaan-intelektual dan
- organisasi
Lalu menjadi sebuah rangkaian kerangka penelitian yang mencakupi ;
- Aktifan
- Pasif
- Non-aktif
Dengan dukungan data ;
- sample mahasiswa/i Islam diwilayah perkaderan dengan pembagian :
a. Kebutuhan
b. Kemauan
c. Ketidak pedulian
d. Ketidak inginan
e. Ketidak fikiran
a. Kebutuhan
b. Kemauan
c. Ketidak pedulian
d. Ketidak inginan
e. Ketidak fikiran
Dilanjutkan dengan observasi P3A bekerja sama dengan PTKP untuk ;
- pendekatan emosional secara terbuka individual/kelompok
- perbandingan keterbutuhan nilai dan kemampuan
- ketergantungan,dan
- ketidak butuhan mahasiswa/i Islam terhadap organisasi.
Kemudian, hasil sementara sebagai bahan mentah diolah bersama PA dan BPL untuk dianalisa.
Sehingga didapatkanlah rumusan baru untuk menerapkan pola yang baru pula. Tidak mendahului, namun diyakini sedikit ataupun banyak tetap mendapatkan suatu permasalahan yang baru dengan soslusi yang baru pula, minimal secara sadar dan terbuka fikiran terbacalah keterbuhuna mahasiswa/i Islam.
Tindak lanjut mudah atau sulitnya setiap kader dikomisariat dalam upaya mengaktifkan setiap kader pasca LK-I maka tergantung cuaca dan suasana penekanan penyampaian materi serta pola didalam forum LK-I. P3A dan lainnya dapat terbantu dengan mudah dalam mem-follow up kader pasca LK-I oleh tim pengelola, dan demikian pula dengan tim pengelola juga dapat terbantu dengan mudah menerapkan polanya didalam forum ketika LK-I. Akan terasa hubungan kerjasama yang baik dan saling menguntungkan diantara keduanya. Tentunya untuk perkaderan HMI yang lebih baik kedepannya.
2. Hasil rumusan tahap pertama yang selanjutnya akan dijadikan rancangan kembali pengelohan tahap kedua, yaitu dengan mengaplikasikan formula tersebut dilingkungan sekitar baik untuk kader HMI maupun untuk calon kader HMI dalam kurun waktu yang ditentukan.
Ini bertujuan untuk melihat apakah formula tersebut dapat diterima oleh seluruh kalangan mahasiswa dan kader atau hanya sebahagiaan saja. Maka jika persentasenya dibawah rata-rata 50%, analisa dilanjutkan kembali hingga mendapatkan hasil yang tepat guna, fleksibel, dan terukur sebagai sebuah produk yang bernilai dan memiliki daya tarik. Sehingga pencapaian target kepada sasaran dan objek serta subyek lebih mudah dicapai.
3. Evaluasi dan penentuan progres dari pola yang telah digunakan sebelumnya.
Dikarenakan mahasiswa/i islam adalah makhluk manusia (sosial), maka tentunya berbeda pula cara pendekatan yang mestinya dilakukan. Setiap kader memiliki cara tersendiri, jika cara atau langkahnya tepat dan positif, maka pola-pola setiap individu maupun kelompok hendaklah dikumpulkan menjadi satu. Kalau seandainya upaya-upaya tersebut yang sebelumnya sudah pernah dilakukan bisa diterapkan untuk bersama dan secara bersamaan, maka dirasakan lebih baik, efektif, kompleks, serta efisien ketimbang harus menuntut lebih kepada bidang-bidang tertentu untuk melaksanakannya.
Selain itu, ini juga bisa dijadikan sebagai tahap pembekalan kader HMI untuk melaksanakan jenjang perkaderan formal dan non-formal serta trainining informal lainnya di HMI.(***babe)
Saran,pendapat,kritik yang sehat sangatlah kami butuhkan.
Dikarenakan mahasiswa/i islam adalah makhluk manusia (sosial), maka tentunya berbeda pula cara pendekatan yang mestinya dilakukan. Setiap kader memiliki cara tersendiri, jika cara atau langkahnya tepat dan positif, maka pola-pola setiap individu maupun kelompok hendaklah dikumpulkan menjadi satu. Kalau seandainya upaya-upaya tersebut yang sebelumnya sudah pernah dilakukan bisa diterapkan untuk bersama dan secara bersamaan, maka dirasakan lebih baik, efektif, kompleks, serta efisien ketimbang harus menuntut lebih kepada bidang-bidang tertentu untuk melaksanakannya.
Selain itu, ini juga bisa dijadikan sebagai tahap pembekalan kader HMI untuk melaksanakan jenjang perkaderan formal dan non-formal serta trainining informal lainnya di HMI.(***babe)
Saran,pendapat,kritik yang sehat sangatlah kami butuhkan.
Billahitaufiq Wal Hidayah
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
-"Memberikan pemahaman atas kebutuhan, bukan atas kehendak"-
-"Melakukan perubahan atas kesadaran, bukan paksaaan dan tekanan"-
-"Menjalankan Perkaderan tidak hanya cukup dengan membaca dan memahami pedoman perkaderan dan pedoman pengelolaan, namun juga membaca dan memahami alam perkaderan"-
Bahagia HMI
Jayalah KOHATI
Yakin Usaha Sampai