Aku dan "Tipu Daya" Nenek ku || Jum'at Penuh Rahmat



Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hari itu jum’at pagi, aku bangun tidur agak telat. sekitar Jam 10 pagi. Karena ada aktivitas padat dan super sibuk dimalam harinya jadi tubuh ku terasa capek mata ku sangat ngantuk sekali. Biasanya sih jam 5 subuh atau paling lama jam 6 pagi aku udah bangung dan mempersiapkan hari-hari pagi untuk aktivitas yang lainnya.

Udah menjadi kebiasaan saat bangun tidur aku langsung ambil wudhu dan melaksanakan sholat subuh, terus menyiapkan sarapan pagi, tapi hari ini agak berbeda dari sebelumnya. Ntah karena bawaan tubuh ku yang kecapean atau akrena terlalu ngantuk sehingga aku tidak bangun untuk sholat dan tidak kedapur untuk menyiapkan sarapan.

Pagi itu saat aku terbangung, ada seorang perempuan tua yang berusia sekitar 60 tahun berada tepat didepan mata ku sedang menatap ku dengan mata penuh kasih sayang dan senyum manis. Aku yang bingung tanpa ada sepatah katapun, hanya memandang aneh dan diam sambil mengerutkan kening ku.

Perut ku terasa lapar sekali dan tenggorokan ku sangat haus. Ingin makan dan minum, tapi malas untuk bendiri pergi kedapur. Karena melihat ada perempuan itu aku berkata ...

Aku : “ada sarapan? tolong dong, aku haus.aku mau minum.seklian kalau da makanan tolong disiapkan.amku mau sarapan” tanya dan pinta kepada dengan perempuan tua itu

Dia : “pagi ini kamu bangunya kesiangan. Makanan udah pada habis.minuman juga gak ada.kamu tunggu saja sebenta lagi” jawabnya.

Aku : “yahh....tolong dong,,,kalau gak ada makanan paling tidak ada minuman untuk aku minum pagi ini.tenggorokan ku kering, aku haus sekali.” Pinta tegas ku kepad beliau.”

Dia : “iya tau kamu haus dan kamu alpar.tapi mau gimana algi, makanan dan minumannya gak ada. apa iya saya harus kasi kamu air didalam bak mandi itu?. Kamu tunggu saja sebentar lagi” ulasnya.

Karena kesal, aku pun berteriak dengan nada sa....gat tinggi

Aku : “Pokoknya aku mau ada minuman dan makanan pag ini ! tolong disiapkan !” ucap ku dengan keras.

Dia : “iya..iya tau.kan sudah dibilang makanan dan minumannya tidak ada,jadi bersabar dulu.nanti akan dicari.tunggu aja sebentar.kamu amndi saja dulu, sambil menunggu makanan dan minuman mu ada”. jawabnya dengan saa.....ngat lembut dans embari memujuk ku.

Dengan tidak menghiruaukan apa ayng ia sampaikan, aku etrus saja berteriak

Aku : “pokoknya aku mau sarapan. Titik ! aku haus, aku juga lapar.ngerti gak sih !”

Ibu tua itu hanya diam dan sesekali menghela napas nya.

Aku :”aku mau sarapan !!! Aku mau Sarapan !! Aku mau sarapan !!!.....”

Kemudian tanpa banyak ngomong, Perempuan tua itu menarik tangan ku dan mengajak ku ke dapur

Dia : “ tuh lihat,gak ada makanan kan.minuman juga gak ada.jadi kamu harus sabar sebentar”

Aku masih dengan wajah ku ayng kesal dan tetap berteriak minta minum dan minta makan

Aku : “pokoknya aku mau ada makanan dan minuman....!!!”

Ntah apa ada dibenak ibu tua itu, dia kembali memegang tangan ku dan diajaknya aku untuk pergi keteras rumah sambil berkata ...

Dia : “tuh kamu lihat, Cuma ada air sumur” (sambil menunjukkan sumur yang ada disamping teras rumah dekat kamar ku)

Lalu dibawanya lagi aku ke depan pintu gerbang rumah dan berkata ...

Dia : “ tuh liat juga, Cuma ada air untuk cuci tangan”

Aku yang masih diam dengan wajah kesal, sesekali menghentakkan kaki ku sebagai isyarat “pokoknya mau ada sarapan”.

Dengan posisi tangan ku yang masih dipegangnya, aku di ajak masuk lagi kedalam rumah. Tepat ketika di ruang tamu, ntah apa ayng ada dibenak itu tua itu. Berjalan kearah dinding dan menghidupkan kipas angin lalu berkata ....

Dia : “tunggu saja disini.nikmati anginnya.mungkin kamu lagi kepanasan dan gerah karena baru bangun tidur.”

Aku : “apa-apaan sih.orang lapar dan haus kok malah dikasi angin.harusnya kasi minum dan makan bukan malah kasi angin.”

Tampak raut wajahnya yang mulai emosional meliha tingkah ku, namun karena  tidak mau meluahkan amarahnya, tangan ku kembali dipegang dan aku dibawa keliling rumah.

Aku yang polos, hanya mengikuti kemana ia bawa, sempat berfikir bahwa aku dikerjain. Kedapur, keteras rumah, kesamping rumah, kebelakang rumah, ke kamar mandi, bahkan sampai kerumah tetangga dan akhirnya kembali algi kedalam rumah ku.

“kriiinnng.....kriiinnng....kriiiing”

Telepon berdering tanda ada panggilan yang masuk.

Lalu ibu tua itu mengangkat telponnya dan terdengar ditelinga ku ibu itu sedang berbicara dengan seseorang.

Dia : “saya dirumah.ia dia ini terus berteriak mau sarapan.sudah saya bilang dirumah lagi aka da makanan ataupun minuman untuk sarapan pagi. dihibur ini itu juga gak mau diam”

N’ntah apa yang dibicarakan, aku Cuma mendengar kalimat penutup dari ibu itu..

Dia : “baik lah saya tunggu ya.segerakalah pulang.kasihan dia berteriak terus.mungkin sudah sangat haus dan lapar”

Aku yang saat itu masih berusia 3 bulan, merasa sedih mendengarkan kalimat itu.ternyata ibu tua itu sangat baik dan perhatian. Tujuanya membawa membawa ku keliling rumah bukan untuk ngerjain aku tapi untuk mengibur ku agar aku bisa tenang dan tidak berteriak lagi.

Karena sudah tidak ada cara lagi untuk membuat ku diam, ibu tua itu membawa ku kedapur dan duduk disebuah kursi. Kemudian ia mendekatkan tubuhnya dan mengulurkan puting susunya ke mulut ku. Padahal ia sadar dan tau, ia bukanlah seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui. Ia seorang perempuan yang sudah lama menjanda sejak tahun 2015 yang lalu. Jadi sangat tidak mugkin ia memiliki air susu.

Lagi..lagiii.... aku yang polos dan terus terasa haus dan lapar, tnapa pikir panjang menghisap puting susunya dengan kencang. Karen aku berifikir, aku akan dapat susu untuk diminum pagi ini.

Aku terus menghisap sampai beberapa menit, namun tidak sedikit pun ada tetesan air susu yang mengalir dari puting susunya. Sesekali ia merintih kesakitan karena aku yang terlalu memaksa ingin minum dengan kondisi ia yang tidak memiliki air susu. Karena tidak tahan, ia menukarkan puting susunya yang dibselahnya algi. Dan tetap saja ia terus merasa sakit. Namun tidak ia pedulikan dan ia tidak pula memarahi ku. Karena tujuannya ingin aku tetap tenang dan bersabar sambil menunggu ibu ku yang ternyata sedang berangkat kekampus. Dan telfon berdering itu, ternyata telfon dari ayah ku yang sedang berada disebrang pulau untuk mencari nafkah, mendapat kabar dari oom ku terus miscall ke ibu ku. Aku membuat semua orang menjadi khawatir.

Bukannya ibu ku lari dari tanggungjawab, namun dengan usia ku yang masih 3 bulan itu, aku masih minum ASI langsung dari ibu ku dan kebetulan pula aku enggan meminum ASI ibu ku dari botol hasil perasannya. Begitulah aku si mungil kecil tak berdaya yang mungkin sedikit manja.

Dia begitu sayang dan perhatian. Dia begitu khawatir dengan ku. Ia belai aku dan sesekali ia cium aku.terus mengendong ku sembari bernyanyi untuk menghibur ku sambil menunggu ibu ku yang sedang bergegas pulang dengan sepeda motornya.

Ia tahan rasa amarahnya karena tingkah ku. Ia menahan rasa sakit puting susunya yang tidak memiliki air susu yang etrus ku hisap. Telinganya seakan-akan ditutup rapat dari teriakan ku. Aku dipegang dan digendong erat.dibuai diatas pelukannya. Ia begitu sabar dan tetap melantunkan lagu-lagu indahnya.

Ia adalah nenek ku. Nenek yang sangat dan cinta kepada ku sebagai cucunya.

Tidak pernah terfikirkan didalam benak saat itu betapa sakitnya puting susu ia yang ku hisap sekuat tenaga ku.karena haus dan lapar.

Nenek ku seakan tidak peduli apapun yang ia rasakan,asalkan aku bisa tenang. Sekalipun ia seperti sedang “menipu” ku dengan air susunya yang tidak akan pernah ada.benar kata orang, “Nenek Ku Pahlawan Ku”.

Sekian cerita singkat ku di hari yang penuh berkah ini. jum'at yang Allah ridhoi...terima kasih.

Aku  adalah Ahza Danish Al-Mahdi bin Saparilis

Dan dia adalah Nenek ku Sinar Bulan binti Usman

I love you nenek.

 



 

 

Post a Comment

budayakan membaca hingga selesai dan tuntas. Diharapkan untuk memberikan komentar berupa pendapat, sanggahan, saran, dan nasihat dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan beradab agar tidak salah paham serta multi tafsir. Terimakasih sudah mengunjungi blog kami.

Previous Post Next Post