Membuka Tirai Lahan Basah Pemerintah || hayalan skenario tertutup [Episod 1]







"Jangan salahkan udang yang bersembunyi disebalik batu,
salahkan batu yang diam-diam menyembunyikan udang"
_Pesan Emak_

Sumpah Serapah

Cerita ini bermula ketika aku bertemu dengan Akong Baloi diterminal Bintan Centre (Bincen) yang terletak tidak jauh dari Taman Batu 10 itu, kebetulan sangat bersebelahan dari taman. sanking dekat jaraknya, "kentutpun dengar" begitu pepatah melayu.

Akong Baloi seorang mahasiswa di salah satu kampus yang ada di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Akong baloi aktif di beberapa organisasi baik di ekternal maupun organisasi intra kampus. Di lingkungan teman-temannyanya, ia lebih dikenal dengan sebutan 'Akoi' yang merupakan kepanjangan dari namanya sendiri yaitu Akong Baloi. Akoi seorang mahasiswa yang menjunjung tinggi nilai-nilai intelektualitas, seorang yang dikenal sebagai konseptor dan sekaligus eksekutor, di internal kampus Akoi bak seorang seniro besar yang dijadikan panutan bagi banyak teman-teman seangkaatnnya, dibawahnya bahkan tidak sedikit pula kakak tingakatnya yang juga mengangum bakat, prestasi, dan keaktifannya. namun disisi yang lain sebagaimana seperti kondisi mahasiswa lainnya, letika aktif diorganisasi yang terllau berlebihan mendidikasikan dirinya sebagai bentuk pengabdian, akoi juga pernah memiliki masalah di akademisnya,yaaa seperti sering absen, nilai ipk nya menurun dan jarang selesai tugas dari para dosen-dosennya. Namun bagi Akoi, itu semua hanyalah bagian dari rangkaian sebuah proses yang harus diterima konsekuensinya.

Berbekal keaktifan, kelihaian dalam berkomunikasi dan bekerjasama dengan pihak lain, realsi yang luas, dan pemikiran-pemikriannya yang dianggap keras oleh sebagain golongan karena ia sering mengkritik pejabat-pejabat dipemerintahan, Akoi pernah berada dimasa keemasannya. ceritanya bermula dari sini ..

saat itu, Akoi sedang mengikuti sebuah forum kajian hukum dan pemerintahan. forum yang dihadiri hampir 200 orang tersebut, berasal dari gabungan organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan, organisasi kemahasiswaan internal dan ekternal kampus. forum kajian tersebut menghadirkan beberapa orang narasumber dengan masing-masing latar belakang dan kewenangannya diantaranya ialah Gubernur Provinsi Kepulauan Riau, Wali Kota Tanjungpinang, Akademisi bidang Ilmu pemerintahan, petinggi mahasiswa, kepolisian Republik Indonesia, dan kemenkumham. Forum itu memang sengaja dilaksanakan besar-besaran dan terbuka, melalui kepanitiaan dari kalangan gerakan gabungan mahasiswa yang bekerja sama dengan beberapa instansi pemerintahan.

Bukan tanpa sebab, forum ini dilaksanakan atas dasar keresahan masyarakat Kepulauan Riau khususnya di Kota Tanjungpinang terhadap kasus kerusuhan yang terjadi di Gedung Daerah yang terlatak di Tepi Laut, Tanjungpinang. Banyak pihak yang terlibat didalam kerusuhan ini mulai dari mahasiswa, buruh, pedagang, masyarakat hingga nelayan-nelayan juga ikut bergabung didalam kerusuhan ini. banyak kerugian yang diakibatkan dari kejadian ini, sebuah BANK yang terletak tidak jauh dari Gedung daerah menjadi rusak, Pos Polisi dan Pelabuhan Sri Bintan Pura juga ikut rusak, gerobak pedagang kaki lima, fasliitas umum, Hotel dan tugu proklamasi ikut hancur lebur karena amukkan masa yang tidak terkendali lagi. Dari kejadian ini pula menyebabkan 3 orang mahasiswa (1 perempuan dan 2 laki-laki), 1 orang pedagang kaki lima tepi laut (ibu-ibu), dan 5 orang masyarakat sipil (3 laki-laki dan 2 perempuan) meninggal dunia. selebihnya banyak yang luka-luka mulai dari luka ringan, luka berat, hingga kritis. Termasuk si Akoi mengalami luka parah dibagian wajah karena pukulan masa, tangan kirinya karena sabitan, dan kakinya yang diduga terkena benta tajam. ia dan bersama masa lainnya yang terluka dilarikan ke RSUD dan ada sebagian dibawa ke RSAL. kebutulan kedua rumah sakit ini bersebelahan. dari sekian banyak yang terluka, AKoi memang dikategorikan yang mendapatkan luka yang paling parah hingga tidak sadarkan diri selama 3 hari dan membutuhkan banyak jahitan ditubuhnya. Parahnya luka yang Akoi terima didukung karena perannya pada saat itu sebagai koordinator lapangan, sehingga ia menjadi sasaran utama beberapa kelompok untuk menyerang Akoi.

Wajah Tanjungpinang menjadi sangat buruk saat itu. Banyak media nasional yang ikut menyoroti kerusahan tersebut. Kerusahn ayng berlangusng selama 5 hari itu membawa dampak besar bagi kota Tanjungpinang sebagai ibu kota dari Provinsi Kepulauan Riau. Pelayaran kapal fery terhenti, sebagian hotel tutup, angkutan umum berhenti narik, tukang ojek, pedagang sekitar dan aktivitas perkantoran yang bertempat di Gendung Daerah saat itu juga ikut terhenti sementara. selain karena takut akan ada kerusuhan susulan, juga diakibatkan banyaknya kerusakan yang terrjadi. Sebagai korlap, Akoi dianggap sebagai pihak ayng bertanggungjawab dan dalang dari semua kejadian ini. Kamar rawatan Akoi dijaga ketat aparat kepolisian dan TNI yang bersenjata lengkap. Akoi dijaga oleh aparat dikarena ada isu bahwa Akoi akan dibawa kabur oleh temantemannya. banyak orang yang berdatangan untuk menjenguk Akoi, namun tidak diperbolehkan untuk masuk kedalam ruangan rawatnya kecuali orang-orang tertentu seperti utusan dari pemerintah terkait, polisi, TNI  dan beberapa pihak lainnya.  setelah melewati masa kritisnya di rumah sakit, Akoi diproses oleh penegak hukum. lagi-lagi, Akoi dianggap orang yang paling bertanggungjawab atas kerusaha ini. Akoi dituntut atas beberapa tuduhan diantaranya provokasi, ujaran kebencian, pelanggaran HAM dan beberapa tuduhan lainya. Sambari menjalani masa pemulihan, Akoi tetap ditahan didalam Rumah Tahanan. 13 belas hari setelah dianggap sembuh, Akoi menjalani proses persidangan.

Pagi itu pukul 6 pagi, gedung pengadilan sudah dipenuhi oleh masyarakat dan kalangan mahasiswa untuk menyaksikan persidangan pertama Akoi. padahal Akoi baru akan menjaankan persidangan pada pukul 9 pagi. Mobil beserta aparat kepolisian berjejer didepan dan dihalaman gendung pengadilan itu. diketahui bahwa masyarakat yang hadir pagi itu tidak semuanya mendukung Akoi, ada sebagain kelompok yang sengaja datang untuk menuntut balasan atas perbuatan Akoi. mereka-merka yang dirugikan dan anak-anak mereka ayng meninggal saat kerusuhan dasyat itu. namun dikarenakan apart sudah lebih bersiaga dengan segala perlengkapannya, masyarakat yang marah membawa dendam tidak dapat berbuat banyak.

disisi lain, Wali kota Tanjungpinang beserta jajaran terkait, DPRD kota dan Provinsi, serta gubernur Provinsi Kepulauan riau dan jajaran terkait sedang mengadakan rapat terbatas. Rapat yang diadakan di Kator Gubernur itu dihadiri puluhan orang wartawan gabungan dari wartawan lokal dan wartawan nasional. Rapat terbatas ini lagi-lagi karena masalah kerusuhan yang terjadi digedung daerah tersebut. 

kerusuhan ini berawal dari adanya kasus permainan dana hibah provinsi yang melibatkan banyak oknum didalamnya, selain itu didukung dengan adanya masalah perluasan wilayah wisata yang ternyata ada permainan licik atas izinnya kepada pemerintah, ditimpa algi dengan kasus suap pengadaan fasilitas umum bagi masyarakat. dikarena tidak adanya kelanjutan aats beberapa kasus tersebut, hal inilah yang melatar belakangi muncul kerusuhan itu hingga tidak terkendali.

Provinsi kepulauan riau yang saat itu dimpin oleh gubernur yang berinisial "EP" dan wakilnya "DM" beserta beberapa orang oknum jajaran instansi dibawahnya, menjadi tersangka atas kasus suap menyuap izin dan dana hibah. kemudian disusul terungkapnya kasus penyelewenagan kekuasaan oleh wali kota Tanjungpinang yang saat itu dipimpin oleh yang berinisial "SB". dan ternyata bukan hanya itu, beberapa organisasi dan kelompok masyarakat yang ikut bergabung dalam kerusuhan saat itu adalah bagian dari klompotan pemerintah aygn sudah mendapatkan "periuk nasi" sebelumnya.

hingga pada akhirnya, semua kejadian terungkap selebar-lebarnya dimata masyarakat. negeri melayu itu menjadi terpuruk bukan hanya karena akibat gerakan kerusuhan itu namun juga bobroknya pemerintah yang telah menyalahgunakan jabatan, wewenang, serta menyia-nyiakan kepercayaan amanah dari masyarakat.

namun Akoi tetap dijatuhkan hukuman 2 tahun kurungan penjara. Setelah keluar dari penjara, Akoi kembali mengaktifkan diri untuk bergerak memperjuangkan hak masyarakat. Akoi yang kala itu sedang berdiam diri di terminar, teringat beberapa orng temannya yang meninggal akibat kerusuhan itu,karena sesaat sebelum memulai bergerak kegedung daerah untuk akasi, mereka berkumpul di terminal bincen dan bergerak bersama menggunakan bus sebagian konvoi menggunakan motor.

pada forum kajian itu, terlalu banyak pembahsan yang mengarah kepada konflik kerusuhan 11 februari itu..

dan apa saja yang dibahas didalam forum itu? akan berlanjut kepada tulisan berikutnya.akan datang....

Post a Comment

budayakan membaca hingga selesai dan tuntas. Diharapkan untuk memberikan komentar berupa pendapat, sanggahan, saran, dan nasihat dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan beradab agar tidak salah paham serta multi tafsir. Terimakasih sudah mengunjungi blog kami.

Previous Post Next Post