Ibu Pertiwi

Benarkah aku menginjak Ibu Pertiwi ?
*************************************
Bualan santai dan tidak teratur
Perjalanan kelam dimasa lalu mengajarkan kita betapa berartinya kehidupan yang sejahtera. Bangsa yang besar dibuktikan dengan adanya rasa kepedulian dalam diri setiap kelompok maupun individu dengan menyatukan visi bangsa ini untuk menggapai tujuan bersama. Membangkitkan semangat tidaklah semudah bak berdayung disungai yang tenang, tidakm elawan arus dan hanya dengan sekali mendayung air akan beriak membawa lajunya perahu. Ini dikarenakan dalam proses pembangunan dibutuhkan keaemaan dalam bertindak bukan tuntutan kesamaan pola pikir. 

Negara mengandung benih-benih pelopor dan pejuang bangsa dengan harapan yang kelak akan menjadi penerus perjuangan bangsa. Faktanya hari ini, ketika kita berbicara tentang "Perjuangan", maka seketika itu juga tampak wajah ketidak percayaan dari sebagian orang-orang yang mendengarnya. Menganggap seakan-akan perjungan adalah bukanlah tugas kita bersama, dan "Perjuangan" senantiasa dipandang sebelah mata. Parahnya lagi, perjuangan dianggap hal yang dusta dan mustahil ada yang ikhlas menjalankannya, padahal kebanggan sejarah dari Ibu Pertiwi ialah melalui Perjuangan tokoh-tokoh bangsa pada masa itu. Siapakah sebenarnya diri kita ini?!!! Jika bangsa ini dihadapkan dengan medan perang seperti masa lampau yang merambah hingga penjuru desa, apakah hanya bapak-bapak Tentara yang akan angkat senjata ? sedangkan kita hanya diam menutup diri dan bersembunyi dari hiruk pikuk perperangan lalu berdo'a agar perang segera selesai.
Ibu Pertiwi telah banyak melahirkan tokoh-tokoh bangsa yang kuat nan kekar. Dibekali dengan kecerdasan dan keberanian mental, membuat tokoh-tokoh tersebut berjuang dengan bijaksana. Bijaksana secara akal dan bijaksana dalam bersikap untuk menghadapi musuh negara.

Bung Tomo tidak mewarisi Pita Suara Gemeletar kepada anak bangsa. Imam Bonjol tidak mewarisi Sorban kepada anak bangsa dan kapiten Pati Mura tidaklah mewarisi Parangnya untuk anak bangsa. Bukan...bukan itu yang warisan mereka kepada penerus bangsa. Tidaklah satu orang pun tokoh pejuang bangsa ada yang mampu mewariskan harta mereka kecuali amanah nilai perjuangan dan kepedulian untuk menguatkan serta menjaga Ibu Pertiwi ini. Itulah harta yang paling berharga. Banyak dari mereka yang tidak berpendidikan seperti kita hari ini, namun hal tersebut tidak menjadikan diri mereka sebagai orang-orang yang lalai untuk menjalankan kewajiban melindungi bangsa dan negara ini.

Sejak dipopulerkannya pendidikan gratis, semua anak dari pelosok desa dan kmapung gemar bersemangat untuk menempuh pendidikan mulai pendidikan dasar hingga ke perguruan tinggi. Industri pendidikan sudah banyak melahirkan SDM yang bekualitas dan berkapasitas, namun dimanakah "SDM" itu sekarang ? apakah kita hanya mampu bersembunyi dibalik gedung-gedung lapangan pekerjaan sekedar untuk memenuhi kebutuhan isi perut saja ? sudahkan kita menjalankan dan menerapkan amanah negara untuk mencerdaskan bangsa ? visi yang disia-siakan.

SDM yang berpendidikan hingga mendapatkan gelar terhormat yang diberikan oleh negara, setelah selesai masa pendidikan langsung mencari pekerjaan untuk membalikkan modal selama ia bersekolah dan kuliah. benarkah ini yang menjadi tujuan berpendidikan ? saya rasa bukan. Tujuan pendidikan ialah untuk memepuk nilai kesadaran kepada setiap anak bangsa bahwa negara ini dibangun bukan dengan uang dan harta, tetapi kecerdasan akal, moral, dan hatilah yang menjadi tonggak pembangunna bangsa. 

apa cita-cita kita hari ini ? menajadi dokter? pengusaha? jutawan? artis? pejabat? pilot? ASN? gubernur? walikota? atau menajdi "kontraktor" sosial yang tidak berprikemanusiaan dengan nyaman dan tenang menggarap dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan? apapun citacita mu, itulah pilihan mu. Tetapi yang mesti kita sadari ialah semua keinginan haruslah sesuai kebutuhan. semua capaian akan didapat berdasarkan semangat dan tekad dalam berusaha. dan semuanya itu hanya untuk "bermanfaat bagii orang lain". 

Tidak sedikit pula SDM yan berpendidikan sangat membanggakan diri sendiri dengan gelar dan jabatan yang dimilikinya. Tanpa meikirkan untuk apa ilmu pendidikan yang ia dapatkan dan bagaimana cara ia untuk menerapkan ilmu tersebut dengan tujuan mencerdaskan bangsa. Kita masih bersantai sdan bersuka ria karena liburan panjang disaat selesai ujian di sekolah ataupun perguruan tinggi. bagi mereka  ayng tidak ammpu, jhangankan untuk berlibur santai suka ria, untuk meluangkan waktu tidur saja bagi mereka sangatlah sulit. karena disetiap detik waktu yang mereka miliki dimanfaatkan untuk membantu keluarga. Pendidikan = Kaya . ITU BOHONG.

adanya sekolah dan perguruan tinggi harusnya bukan hanya sekedar untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada mereka, tetapi juga harus menerapkan progres kedepannya kemana ilmu itu akan mereka bawa dan dipergunakan untuk apa. mampukah kelak pasca berpendidikan mereka terapkan ilmu tersebut untuk membantu sesama mereka, apakah mereka akan bertanggungjawab terhadap ilmu yang mereka miliki ? benarkah ada prosedur yang dijalankan secara sisitim di industri pendidian ahri ini ? 

yang digalakkan dan ditanam didalam otak para pejalar selalu saja " lapangan kerja" . bagaimana mereka mampu membangun lapangan kerja seperti mana yang dinginkan jika ilmu ayng disampaiakn tidaklah dapat merrka resapi? lalu kira-kira lapangan pekerjaan seperti apa ayng akan mereka bangun? komunitas perampk ? komunitas begal ? komunitas korupsi ? atau ada lagi ayng lebih kejam karena dampak dari hilnagnya proses penidikan moral dan penerapan ilmu ayng baik didunia pendidikan? TIDAK...semoga itu tidak terjadi. kita berpendidikan untuk meneruskan perjuangan pahlawan bangsa yang telah berjuang mempertahankan negara ini dan menghadiahkan kenyaman dan ketentraman untuk kita semua.balaslah jasa itu dengan berpendidikna yang baik. 

mentang-mentang negara sudah tidak lagi berperang,mau menempuh pendidikan sangatlah mudah tidak adanya keterpaksaan dan hambatan dari pihak manapun/penjajah, haruskah kita terbuai dengan kondisi yang kita rasakan saat ini? tertawa dengan begitu banyaknya kasus kporupsi? tertawa dengan banyaknya pelanggaran norma dan hukum? dan menganggap "Ah itu Sudah Biasa" .lalu tanpa menghiraukannya kita tetap menjalankan kehidupan sebagaimana biasanya. apakah benar tujuan berpendidikan seperti tiu ? apakah benar semaangat pemuda seperti itu ? siapakah sebenanarya kita ini ?! bagaikan menginjak-injak ibu pertiwi yang telah berjuang memberikan kehidupan bagi kita.!!! ketika sudah sampai masa untuk memenuhi hawa nafsu, kita datangi ibu pertiwi. ketika ibu pertiwi sedang kesusahan kita tertawakan ia. siapakah sebenarnya kita ini ?!!! sudah ditata lalu kita rusak. sudah tersusun lalu kita hancurkan, lalu kita biarkan berserakan dijalanna sehingga menjadi cemoohan dan tertawaan oleh pihak asing. Ada apa dengan kita ini ?!!! hmm... pulanglah keruumah, berselimut dan tidur. kalau belum ngantuk, duduk dan berbicaralah dengan teman mu.ceritakan tentang kesedihan ibu pertiwi dan cari solusinya.bekerjasamalah untuk membangun bangsa ini.


_Pesan Emak_

Post a Comment

budayakan membaca hingga selesai dan tuntas. Diharapkan untuk memberikan komentar berupa pendapat, sanggahan, saran, dan nasihat dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan beradab agar tidak salah paham serta multi tafsir. Terimakasih sudah mengunjungi blog kami.

Previous Post Next Post