"Dongeng Yang Fakta" lantak-2




 Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 
keng-kawan !!!

Ini dia,,,,jenggg,,jenggg
"DONGENG YANG FAKTA"

"Pantun Rakyat " 
Ada Ulat ada Bulu
Jika Digabungkan Menjadi
Ulat Bulu"
_Pesan Emak_
Pada suatu hari, Raden Arif’ain memerintahkan Tuan Jebat  Patih Shondi untuk mengadakan pertemuan kerajaan bersama para menteri dan penasehat kerajaan. Dengan tidak banyak membantah (dalam bahasa Kumpang Bagis, membantah adalah “cengkonek”), Tuan Jebat  Patih Shondi pun langung memberikan mandate kepada Adipati frabu Yad’I untuk mengumpulkan semua perangkat-perangkat kerajaan. Lalu berkumpulah mereka didalam istana (dalam bahasa Kumpang Bagis, istana adalah Sekretariat) untuk bermusyawarah. 

Singkat cerita (cerita dalah “bual-bual” dalam bahasa Kumpang bagis), Raden Arif ‘Ain menyampaikan “ Bulan depan Kita akan mengadakan pertemuan besar kepada seluruh kerajajaan-kerajaan yang berada diwilayah Kumpang Bagis. Maka dari itu aku perintahkan kalian untuk mempersipakan segala kebutuhan-kebutuhan didalam pertemuan itu.” Perintahnya (perintah dalam baha Kumpang Bagis adalah “Koar-Koar”).

Raden Arif ‘Ain, Tuan Jebat  Patih Shondi, dan Adipati Fabru Yudarso sebenarnya kualahan (kualahan dalam bahasa Kumpang Bagis adalah “penat”) dalam mempersiapkan segala kebutuhan untuk pertemuan besar tersbut,  ini dikarenaka Ki Ewain sendang bersemedi didalam Gunung Kelut sebelah Utara Kerjaan Kumpang Bagis. Untungnya saja Temenggu Mahur Sutadijaya memberikan kabar akan segera kembali (kembali dalam bahasa Kumpang Bagis adalah “balek”) dan selesai dari pertapaannya di bukit Gersang sebelah Timur Kerajaan Kumpang Bagis.

Setelah beberapa minggu banting-banting tulang, akhirnya tibalah pada jadwal yang telah ditentukan. Acara pertemuan tersebut diumumkan kepada seluruh rakyatnya melalui Perintah Raden Arif ‘Ain dengan mengangkat Demang Dimaisi Purro Yogya sebagai  Hariya Pati. Namun keputusan Raden Arif ‘Ain ini mendapat penolakkan dari wilayah Mekar Ijo. Karena beralasan Demang Dimaisi Purro Yogya belum menyelesaikan Semedinya di Bukit Barisan sebelah Barat Laut Kerjaan Kumpang bagis,  sehingga tidak pantas untuk diangkat sebagai Hariya Pati. Dan pada akhirnya, agar tidak adanya kesalah pahaman dan perpecahan dilingkungannya (Perpecahan dalam bahasa Kumpang Bagis adalah "Bacot Grup"), ditunjuklah Temenggu Mahur Sutadijaya sebagai Hariya Pati. Ini dikarenakan Temenggu Mahur Sutajadi telah selesai melewati pertapaan-pertapaan di Bukit Gersang dan Bukit barisan selama 55 hari tnpa tidur dan hanya makan tanpa minum(dalam bahasa Kumpa bagis Tanpa Minum adala “Tepegek”).

Dengan keseriusan menjalankan perintah kerajaan, pada malam 1 musro pertemuan besar itupun dilaksanakan dengan aman, tenang, dan damai.
Tidak sampai disitu saja, pertemuan itu berlanjut dengan bersemedi di Gunung Bintan selama 7 hari 7 malam tanpa tidur (dalam bahasa Kumpang Bagis Tanpa Tidur adalah “Tebelalak”) bersama seluruh pembesar-pembesar kerajaan disekawasan wilayah Kumpang bagis. Persemedeian ini dilakukan untuk menyambut dan mengenang hidup Raden Arif ‘Ain yang akan wafat tidak lama lagi berdasarkan prediksi 4.0 (kepercayaan orang dulu). Benarkah demikian ? Bersambung...

"Berlanjut dengan kembalinya Titisan Raden Erdiansyah di dalam kerajaan Raden Arif 'Ain


Post a Comment

budayakan membaca hingga selesai dan tuntas. Diharapkan untuk memberikan komentar berupa pendapat, sanggahan, saran, dan nasihat dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan beradab agar tidak salah paham serta multi tafsir. Terimakasih sudah mengunjungi blog kami.

Previous Post Next Post