Istirahatlah buk wali |bual-bual #maswarkop




Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

#maswarkop
Taemnya bebual lagi.

"Kerbau Sawah hanya Terlatih 
bukan terdidik"
_Pesan Emak_

Buk wali ku sudah berusaha:
Untuk mengatasi penyebaran dan memutuskan mata rantai penyebaran korona, belbagai upaya dilakukan oleh pemerintah. Penerapan jaga jarak,jaga interaksi,jaga kerumunan,jaga mobilitas,jaga kegiatan,jaga imun,dan jaga-jaga lainnya. Anggaran yang besar dikocorkan untuk pendanaan pelaksanaan prokes tersebut. Biaya rapat, operasional dan belanja lainnya. Petugas-petugas dikerahkan. Semangat 45 dialih fungsikan untuk mensosialisasikan dan membuat pengiklanan prokes kepada masyarakat. Sangking semangatnya, seperti memiliki "Otot kawan tulang besi", "kamu lewat,saya cari". Begitulah kira-kira saat diawal tahun lalu.

Buk wali ku sudah mulai geram:
Demi terpenuhinya perekonomian, demi terpenuhinya ketenangan diri dan demi terpenuhinya hak kelompok dan spriritual, aktivitas masyarakat tetap dijalankan. Tetap adanya perkumpulan, tetap adanya pertemuan dan tetap adanya aktivitas. Namun bukan untuk main-main dan hura-hura,melainkan untuk beribadah,bekerja,belajar dan tuntutan positif lainnya. Dengan tetap memakai masker semuka, menggunakan handsanitizer seember, disenfektan sebaskom,jaga jarak 10 meter dan menghindari mobilitas dengan motoritas, uapaya ini bertujuan untuk menyelamatkan diri (dari kejaran dan pantauan petugas razia,untuk mentaati ancaman peraturan pusat dan daerah, serta untuk menghindari terpaparnya korona). 
Maka, melihat kondisi itu buk wali ku mulai memiliki ide untuk mendatangi tempat-tempat yang menjadi sasaran masyarakat baik itu untuk bekerja,melepas penat,menghirup udara segar dan beribadah. 

Ocehan-ocehan buk wali sudah mulai menggelegar. (Rrrrrr). Rasa geramnya melihat kelaku masyarakat. Kemudian petugas-petugaspun dikerahkan. Polisi/TNI,satpol-pp,petugas kesehatan,dishub dan lain-lain. Untuk mengimbau dan membubarkan para masyarakat yang dipandang sedang berkerumun.

Pedagang kecil mulai berinisif pula.mencari celah-celah yang baik untuk mereka berdagang. Intip kiri dan intip kanan. Jika aman,warung dibuka. Dengan sedikit pintu bagi yang berpintu. Dengan sedikit mengeluarkan barang-barang dagangannya.biar gampang ditarik lagi kalau ada nampak petugas lewat.hati tidak tenang,berdagang dengan rasa was-was. Beras dirumah belum menjadi nasi. Air dirumah belum menjadi kuah,baru dapat jualan sebentar,pembeli dibubarkan.apes dan lemes para pedagang.

Buk wali ku sudah mulai putus asa:
Setelah himbauan serangan korona,kemudian berlanjut penerapan prokes dan saat ini penerapan pelaksanaan vaksinasi kepada masyarakat. Kabarnya Tujuan ini cuma atu, yaitu untuk memutuskan mata rantai korona.walaupun maswarkop sedikit curiga.jangan-jangan tujuan prioritasnya bukan memutuskan mata rantai penyebaran korona,tetapi tujuan prioritasnya ialah untuk melaksanakan perintah atasan untuk segera menyelesaikan target pronas ini. Hmmm...

Semakin banyak ocehan buk wali ku. Ancaman mulai diteriakkan.media-media gempar memberitakan hal tersebut. Lalu bagaimana respon masyarakat,apakah masyarakat takut dengan korona? Iya,masyarakat takut dengan korona tetapi lebih takut dengan ancaman yang berakibat itu.

Buk wali ku sudah mulai kalang kabut:
Target pencapaian angka pelaksanaan vaksinasi belum tercapai.bahkan sangat dibawah rata-rata.sehingga ini pula yang menjadikan buk wali harus menggunakan ide barunya, yaitu gercap disetiap tempat-tempat keramaian.seperti swalayan,pasar,warkop dan lain-lain. (Namanya juga tempat keramaian ya pasti ramai.kecuali tempat kesepian barulah sepi).oke,itu cuma dalm hati aja.
Vaksin seperti hantu yang mengejar masyarakat. Dimana ada masyarakat,disitu akan ada vaksin. Yang sebelumnya tersedia di beberapa lembaga dan tempat-tempat yang memang menjadi kesepakatan pemerintah kota untuk melaksanakan vaksinasi.
Berbondong bondong petugas turun dengan warna-warni baju dinasnya, warna-warni cat kendaraannya, membawa pesan dari buk wali untuk mencari masyarakat yang berkumpul,vaksin yang belum dan lakukan swab ditempat.tanpa tawar menawar dan tanpa pandang bulu.cuma pandang-pandangan mata saja antara petugas dengan masyarakat.

Timbul pertanyaan-pertanyaan, apakah petugas yang melakukan razia tersebut sudah dapat dipastikan non-aktif (maksudnya non reaktif)? Apakah petugas-petugas yang melaksanakan razia tersebut hingga melakukan test swab serta vaksin ditempat ,sudah divaksin juga? Atau apakah setiap kali mau turlap,sudah diswab juga? 

Jangan-jangan, swab sekali saja lalu pergi merazia masyarakat yang berkerumun dengan kerumunan? Merazia masyarakat yang keluar malam dengan keluar malam?
Tidak ada jarak didalam mobil petugas.tidak ada jarak dibak belakang petugas.cek saja.mereka bukan hanya merapatkan barisan tetapi juga merapatkan badan.lalu berpencar ketika tiba dilokasi sasaran razia,vaksin serta lokasi swab dan kembali berkumpul lagi setelah selesai razia.

Peraturannya tidak adil,perintahnya tidak adil dan yang melaksanakan juga tidak adil. Bagaimana dengan pemilik tampuk kepemimpinan itu? Berikanlah penilaian anda sendiri. Tutur maswarkop.

Yang jelas, mau tengah malam, mau itu sedang berkumpul,mau itu secara paksa,mau itu bentuk ancaman,mau itu ditolak,mau itu kejar-kejaran, yang jelas pronas ini Harus Terlaksana. Begitulah kira-kira yang ada dibenak mereka para pejabat dan petugas-petugas.

Merasa kurang efektif dan efesien, warkop dan tempat berdagang lainnya yang buka lewat dari jam 10 malam,agar diberikan teguran.karena harus tutup warung.yahhh...walauoun setenagh kesal dan setengah ikhlas dari pemilik warung. "Memangnya mereka mau ganti pemasukkan warung kami yang 1,2,3 atau 4 jam ini?

Bayangkan saja betapa mirisnya dan sedihnya pemilik warung yang jadwal bukanya itu dimulai jam 8 malam,lalu harus tutup jam 10. Cuma dua jam doang.alamakkk...sedih nian.

Perhatikan penjual bensin botolan dipinggir jalan, kebanyakan dari mereka harus menunggu ruko kopi,makanan/toko-toko lainnya tempat mereka berjualan tersebut sudah tutup baru bisa menjual bensinnya. Di Tanjungpinang mayoritas toko-toko tutup jam 10 ada juga yang jam 12. Ketika sudah sepi,barulah si tukang bensin bisa berjualan.dan baru saja menyusun botol bensinnya,petugas razia berkeliling untuk merazia masyarakat,tujuannya gar masyarakat pulang saja kerumah jangan keluar. Karena lewat jam 10,korona akan berkeliaran. Eh,pengendara tidak ada karena pada dirumah,lalu bensin botolan ya siapa yang beli ? Apakah Satpol-PP,polisi/TNI,petugas kesehatan,dishub dan yang paling penting adalah buk wali membeli bensin itu? Juga tidak.belinya di Pertamina.maklum, orang praktis dan higenis.(katanya) Wallahu a'lam.

Kembali kepada putus asa itu,buk wali menambah pasukan tempurnya dengan mengiringi damkar sebagai penyemprot.mungkin karena merasa semprotan ocehan dari buk wali tidak ngefek,makanya diminta damkar untuk nyemprot. 
Hmmm...akibat pronas,semakin gila.

Buk wali ku sudah saatnya istirahat:
Kasihan dan sedikit miris bercampur kesal dan geram. Maswarkop merasa buk wali "tidak ramah" menjalankan pronas ini dengan memaksa diri.saatnya buk wali harus istirahat. Kejiawaan buk wali dan pikiran buk wali sudah tergoncang.perasaan sudah dikorbankan,pikiran sudah dierahkan,tenaga sudah habis-habisan,namun pronas suruhan si Joko belum juga maksimal terlaksana. 

"Jika penolakan disebut tidak taat UU dan harus dihukum serta didenda. Tapi jangan lupa Pemaksaan adalah berarti tidak taat HAM,maka harus dihukum dan harus didenda"

Penyebabnya adalah "Program dilaksanakan karena dipaksa sehingga ada keterpaksaan penerima program. Program dilaksanakan dengan memaksakan diri,sehingga ada ketakutan sesuatu terkorbankan. Tanpa rayuan,tanpa pendekatan,tanpa kelembutan nurani,sehingga tidak ada keberkahan program ini"

Atasan memang penting,tapi bawahan juga penting.jangan kurang dari salah satunya.agar tidak tampak seperti setengah telanjang.

#maswarkop

Post a Comment

budayakan membaca hingga selesai dan tuntas. Diharapkan untuk memberikan komentar berupa pendapat, sanggahan, saran, dan nasihat dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan beradab agar tidak salah paham serta multi tafsir. Terimakasih sudah mengunjungi blog kami.

Previous Post Next Post